Meski banyak orang tahu bahwa kroto adalah pakan ternak berkualitas yang mahal harganya, namun masih belum banyak yang mau mencobanya, alasanya belum yakin kalau semut rangrang bisa diternak. Dari sekian orang yang telah mencobanyapun, ternyata hasilnya gagal. Termasuk banyak pebudidaya hingga saat ini masih terus melakukan ujicoba agar bisa sukses budidaya kroto. Entah apa penyebab kegagalan itu? Mungkin minimnya ilmu dan cara budidaya kroto yang kita ketahui. Hal tersebut sebenarnya memberikan peluang yang sangat bagus, karena belum banyak orang yang berhasil dalam ternak semut rangrang. Berikut ini beberapa alasan bahwa, Peluang Budidaya Kroto Masih Terbuka Lebar:

  1. Sarang semut rangrang semakin sedikit di alam, sehingga pasokan kroto di pasar sangat kurang.
  2. Para pecinta burung kicauan semakin banyak hingga ke pelosok pedesaan, sehingga permintaan kroto semakin meningkat.
  3. Belum banyak yang berhasil melakukan budidaya kroto, sehingga persaingan bisa dikatakan tidak ada.
  4. Bahwa tidak hama dan penyakit pada ternak semut rangrang, sehingga jika kita mengetahui teknik budidayanya yang tepat, kemungkinan sukses akan sangat besar.
  5. Tidak seperti ternak hewan lainnya yang membutuhkan banyak tempat, waktu, dan tenaga dalam perawatannya, budidaya semut rangrang tergolong mudah dilakukan.
  6. Jika sudah berjalan, ternak kroto tidak membutuhkan banyak biaya, terutama untuk pakan seperti ternak lainnya. Hal ini karena pakan ternak semut rangrang mudah kita dapatkan dengan gratis di sekitar kita.
  7. Masyarakat mulai menyadari pentingnya kehadiran semut rangrang di pohon, sehingga mereka melarang pengambilan kroto dari alam.
  8. Kendala sebuah usaha budidaya atau ternak biasanya terletak pada pemasaran, namun tidak demikian dengan ternak semut rangrang. Pasar terbuka sangat lebar, karena pasokan lebih sedikit dan permintaan jauh lebih banyak. Hal itu juga yang menyebabkan harga kroto semakin membumbung tinggi.
  9. Faktor alam juga sangat berpengaruh terhadap usaha budidaya kroto, yaitu ketika alam tidak bersahabat, misalnya pada musim hujan, pasokan kroto dari alam akan sangat kurang, sehingga memberikan peluang bagus bagi para peternak kroto.
  10. Satu hal yang baru terpikirkan adalah bahwa budidaya kroto bisa kita gabungkan dengan budidaya sayuran organik. Semacam simbiosis mutualisma, yaitu hubungan saling menguntungkan. Semut rangrang mendapatkan makanan dan tanaman sayuran terbebas dari hama. Toh akhirnya kita juga yang double untung. Apa itu? Budidaya semut rangrang semi alam dengan media toples dan tanaman sayuran.