Akibat Buruk Punahnya Habitat Semut Rangrang di Alam – Habitat asli semut rangrang adalah di pepohonan, baik di hutan, perkebunan, maupun di lingkungan sekitar perumahan. Semut rangrang bersarang di pohon dari pohon yang rendah sampai pohon yang sangat tinggi, dari rerumputan, cokat, jeruk, mangga, akasia, laban dan pohon jati.

Habitat serangga yang memiliki kecerdasan tingkat tinggi ini dapat dijumpai pada daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, China, India, Papua Nugini, Ghana, Afrika, Burundi, Gabon, Kenya, Malawi, Kamerun, Tanzania, dan beberapa negara lainnya yang berada di benua Afrika hingga Asia Pasifik.

Daerah beriklim tropis, di sanalah semut rangrang dapat berkembang biak dengan baik, yaitu pada suhu kisaran 26 hingga 34 derajat Celcius dengan kelembaban sekitar 62 hingga 92 persen. Di Indonesia populasinya sangat banyak, itu terjadi sekitar 5 tahun yang lalu dan tahun-tahun sebelumnya, namun sekarang ini populasinya sudah sangat memprihatinkan dan boleh dikatakan hampir punah.

Ketika populasi semut rangrang masih melimpah di alam, tidak kita sadari bahwa hal itu telah memberikan keuntungan sendiri untuk umat manusia. Bagaiman tidak? Banyak pepohonan atau tanaman yang dapat berkembang dengan baik dan memberikan manfaat bagi manusia karena terhindar dari serangan hama tanaman atas berkat jasa semut rangrang yang memakan hama tanaman tersebut.

1. Hilangnya Predator Alami Hama

Semut rangrang mulai disadari berfungsi sebagai predator alami yang telah banyak berjasa membantu sebagai pengendali hama secara alami, sebagai contohnya adalah Kebun Raya Bogor yang terselamatkan dari serangan ulat bulu yang secara frontal menyerang hampir seluruh wilayah Indonesia pada bulan Novenber 2010 hingga Juni 2011.

Tanpa kita sadari, betapa pentingnya populasi semut rangrang di alam sekitar kita dalam turut menjaga kelestarian tanaman. Tanpa menghiraukan fungsi alaminya, banyak sekali para pemburu telur semut rangrang yang mulai bermunculan berburu kroto tanpa menghiraukan fungsi alami semut rangrang, sehingga menyebabkan populasinya menurun drastis di alam.

2. Menyebabkan Gagal Panen

Di sisi lain, kroto atau telur semut rangrang itu mendatangkan keuntungan bagi para pemburunya. Hal itu karena harga kroto sangat tinggi sebagai pakan burung kicauan, sehingga banyak orang yang tergiur untuk memburunya dari alam. Namun di sisi lain, justru kerusakan yang sangat parah terjadi di alam akibat menghilangnya populasi semut rangrang, banyak tanaman buah yang gagal panen karena terserang ulat buah dan hama lainnya. Banyak tanaman kayu keras yang mati akibat terserang ulat. Banyak perkebunan (jeruk dan kakao) yang gagal panen karena buanya terserang hama. Menghilangnya populasi semut rangrang di sekitar kita menyebabkan meningkatnya populasi hama tanaman, seperti kumbang dan ulat buah