Dari lebih dari 6.000 spesies alga merah, sebagian besar, tidak mengherankan, merah, kemerahan, keunguan atau warna. Ganggang merah protista atau organisme mikroskopis di filum Rhodophyta, dan berkisar dari yang sederhana organisme bersel satu kompleks, organisme bersel.

Semua alga mendapatkan energi dari fotosintesis, tapi satu hal yang membedakan ganggang merah dari ganggang lainnya adalah bahwa sel-sel mereka kekurangan flagela, panjang, outgrowths whiplike dari sel-sel yang digunakan untuk menghasilkan penggerak dan kadang-kadang melayani fungsi sensorik. Juga mengejutkan, mereka tidak secara teknis tanaman, meskipun seperti tanaman yang mereka gunakan klorofil untuk fotosintesis dan mereka memiliki dinding sel tanaman-seperti.

Nah untuk lebih mengenal mengenai Alga merah, Hewanpedia menyajikan 26 Contoh Alga Merah beserta Ciri, Habitat, dan Manfaatnya.

1. Acanthophora muscoides

Spesifikasi – Thallus silindris, berduri tumpul seperti bulatan lonjong merapat yang terdapat di hampir seluruh permukaan thalli. Percabangan tidak teratur, gembal merimbun di bagian atas rumpun, warna coklat tua. Tinggi rumpun dapat dapat mencapai sekitar 15 cm.

Sebaran – Tumbuh melekat pada batu di daerah rataan terumbu, biasanya di tempat yang selalu tergenang air dan sering terkena ombak langsung. Sebarannya tidak seluas A. spicifera, agak terbatas pada tempat tertentu saja, misal di Kepulauan Seribu.

Potensi – Belum dimanfaatkan

2. Acanthophora specifera

Spesifikasi – Thallus silindris, percabangan bebas, tegak, terdapat duri-duri pendek sekitar thallus yang merupakan karakteristik jenis ini. Substansi cartilaginous, warna coklat tua atau kekuning-kuningan. Rumpun lebat dengan percabangan ke segala arah.

Sebaran – Tumbuh pada substrat batu atau substrat keras lainnya, dapat bersifat epifit. Sebaran tumbuhnya meluas di perairan Indonesia.

Potensi – Belum dimanfaatkan tetapi dapat dimakan dan mempunyai prospek di bidang farmasi.

3. Actinotrichia fragilis

Spesifikasi – Thallus bulat mengeras permukaan kasar. Membentuk rumpun rimbun dengan percabangan dichotomus (mendua arah). Melekat pada substrat dengan alat tempel (holdfast) yang kecil berbentuk cakram. Warna merah muda orange atau kadang-kadang pirang.

Sebaran – Tumbuh pada karang batu mati di rataan terumbu atau di padang lamun yang umumnya selalu terendam air (subtidal). Mempunyai sebaran yang luas.

Potensi – Belum dimanfaatkan

4. Amphiroa peruana

Spesifikasi – Ciri-ciri umum.

Sebaran – Asli alge tropis. Ditemukan di sebagian besar perairan kepulauan Nusantara.

Potensi Manfaat – Tidak diketahui Potensi. Tidak diketahui

5. Amphiroa beauvoisii

Spesifikasi – Ciri-ciri umum. Alge tumbuh tegak, melekat pada substrat dengan semacam serabut cakram, warna merah, tinggi kurang dari 10 cm. Thalli mengalami pengapuran yang tebal, tersusun oleh deretan segmen-segmen berbentuk seperti manik-manik.

Sebaran – Hidup di zona pasang surut bagian tengah hingga subtidal. Menempel pada batu karang atau pecahan karang mati. Sering sebagai alge asosiasi pada padang Halimeda. Sebaran. Asli sebagai alge tropis. Mudah ditemukan di perairan kepulauan Nusantara.

Potensi: – Tidak diketahui. Potensi. Tidak diketahui. Tidak dibudidayakan.

6. Amphiroa rigida

Spesifikasi – Alge tumbuh tegak, membentuk koloni, warna merah, alat pelekat berupa cakram kecil, tinggi kurang dari 10 cm. Thalli agak pipih, seperti pita tipis, lebar sekitar 1 mm. Percabangan dikhotom, kadang pada bagian simpul cabang agak melebar.

Potensi – Belum dimanfaatkan

7. Amphiroa sp.

Spesifikasi – Ciri-ciri umum. Thallus bersegmen pendek, silindris di bagian bawah dan agak gepeng di bagian atasnya. Rumpun rimbun dengan percabangan dichotomus dan mencapai tinggi sekitar 5-10 cm. Substansi thallus keras dan rapuh mengandung zat kapur.

Sebaran – Tumbuh pada batu umumnya di daerah pinggir luar rataan terumbu. Sebarannya tidak begitu luas antara lain terdapat di pantai selatan Jawa.

Potensi  – Manfaat. Belum dimanfaatkan. Potensi. Tidak diketahui

8. Ceratodityon variabilis

Sebaran – Tumbuh umumnya di daerah ujung luar rataan terumbu yang senantiasa terendam air, melekat pada substrat batu dengan holdfast yang berbentuk cakram kecil.

Potensi – Belum dimanfaatkan.

9. Chondrococcus hornemannii

Spesifikasi – Thalli pipih, permukaan thalli halus, membentuk rumpun kecil tetapi sangat rimbun saling bertumpukan. Percabangan berselang seling teratur, merapat warna merah-ungu atau pirang.

Sebaran – Tumbuh umumnya di daerah ujung luar rataan terumbu yang senantiasa teredam air, melekat pada substrat batu dengan holdfast yang berbentuk cakram kecil.

Potensi – Belum diketahui

10. Corallina sp.

Spesifikasi – Thallus gepeng, bersegmen pendek, membentuk rumpun yang rimbun bertumpuk-tumpuk dengan percabangan alternate teratur. Substansi thallus keras mengandung zat kapur dan rapuh dengan warna merah pucat.

Sebaran – Tumbuh di bagian sisi luar terumbu yang biasa terkena ombak langsung. Sebarannya tidak begitu luas, antara lain terdapat di pantai selatan Jawa.

Potensi – Belum diketahui.

11. Eucheuma denticulatum

Spesifikasi – Synonims : Eucheuma spinosum (linnaeus) J. Agardh. Thallus silindris, permukaan licin, cartilaginaeus, warna coklat tua, hijau-coklat, hijau kuning atau merah-ungu. Ciri khusus secara morfologis, jenis ini memiliki duri-duri yang tumbuh berderet melingkar.

Sebaran – Alga ini tumbuh tersebar di perairan Indonesia pada tempat-tempat yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya, antara lain substrat batu, air jernih, ada arus atau terkena gerakan air lainnya, kadar garam antara 28-36% dan cukup sinar matahari.

Potensi – Alga ini yang diperoleh dari produksi alami dan budidaya merupakan komoditas ekspor dan untuk konsumsi dalam negeri. Di dalam negeri dimanfaatkan untuk bahan makanan, sayuran dan lalapan pada beberapa tempat tertentu di wilayah pantai antara lain di Lombok.

12. Eucheuma edule

Spesifikasi – Thallus silindris, permukaan licin, gelatinaeus-cartilaginaeus, warna hijau-kuning atau coklat-hijau. Percabangan berselang seling dengan interval yang jarang. Pada Thallus terdapat benjolan-benjolan yang sebagian berkembang menjadi duri-duri besar.

Sebaran – Tempat tumbuh umumnya pada daerah-daerah yang selalu terkena gerakan air, di bagian ujung luar terumbu, melekat pada batu. Terdapat turnbuh di perairan Bali dan Lombok.

Potensi – Belum banyak dimanfaatkan secara kornersial.

13. Eucheuma edule Koetzing

Spesifikasi – Thallus silindris, permukaan licin, gelatinaeus-cartilaginaeus, warna hijau-kuning atau coklat-hijau. Percabangan berselang seling dengan interval yang jarang. Pada Thallus terdapat benjolan-benjolan yang sebagian berkembang menjadi duri-duri besar.

Sebaran – Pertumbuhannya menempel pada batu di daerah rataan terumbu karang. Kelimpahannya rendah (tidak begitu umum dijumpai).

Potensi – Sebagai sumber kappa karaginan, merupakan komoditas ekspor seperti halnya dengan Kappaphycus alvarezii hasil budidaya. Produksinya masih bersifat alami, belum ada dari budidaya. Populasinya di alam tidak begitu banyak seperti E. spinosum.

14. Eucheuma serra J. Agardh

Spesifikasi – Thallus gepeng, pinggir bergerigi, permukaan licin, cartilagineus, warna merah atau merah pucat. Ciri khusus secara morfologis menyerupai bentuk binatang lipan sehingga di Bali dinamai bulung lipan. Percabangan berselang-seling tidak beraturan.

Sebaran – Tempat tumbuh umumnya pada daerah-daerah yang selalu terkenan gerakan air, di bagian ujung luar terumbu, melekat pada batu. Terdapat tumbuh di perairan Bali dan Lombok.

Potensi – Belum banyak dimanfaatkan secara komersil.

15. Galaxaura filamentosa Chou

Sebaran – Tumbuh pada batu di daerah rataan terumbu. Sebarannya tidak begitu rneluas dan tidak begitu urnum dijumpai.

Potensi – Belum dimanfaatkan.

16. Galaxaura Kjellmanii Weber van Bosse

Spesifikasi – Thallus agak silindris di bagian pangkal dan agak gepeng ke bagian puncak. Segmen thallus sekitar 0,5 – 1 cm. Percabangan dichotomous tak teratur dengan ujung thallus meruncing. Rumpun lebih banyak membentuk percabangan di bagian atas.

Sebaran – Tumbuh pada batu di daerah rataan terumbu. Sebarannya tidak begitu meluas dan tidak begitu umum dijumpai.

Potensi – Belum dimanfaatkan.

17. Galaxaura rugosa (Solander) Lamouroux

Spesifikasi – Thallus silindris berbuku-buku pendek (sekitar 1-1,5 cm). Percabangan dichotomous tidak teratur membentuk rumpun yang merimbun dibagian atas. Ujung thallus tumpul dan agak membentuk lubang. Tinggi rumpun dapat mecapai sekitar 5-7 cm. Warna thallus pirang.

Sebaran – Tumbuh melekat pada batu di bagian dalam dan luar rataan terumbu. Sebaran tidak begitu meluas dan tidak begitu umum dijumpai antara lain terdapat di perairan pantai selatan Jawa dan Selat Sunda.

Potensi – Belum dimanfaatkan.

18. Galaxaura subfruticulosa Chou

Spesifikasi – Sinonim : = Galaxaura fruticulosa Kjelman. Thallus silindris, bersegmen, percabangan dichotomous atau subdichotomous. Rumpun rimbun, mencapai tinggi 10 cm, menancap dengan holdfast yang meyerupai cakram. Warna merah-coklat.

Sebaran – Tumbuh di daerah rataan terumbu, menempel pada substrat batu.

Potensi – Belum ada

19. laxaura subvefficillata Kjellman

Spesifikasi – Thalli silindris, keras dengan bulu-bulu halus di permukaan, berkesan empuk, percabangan dan ujung thallus dikhotomous. Tumbuhan ini membentuk rumpun yang lebat seolah menggumpal di bagian atas. Ujung thallus papak berlubang. Warna coklat-ungu.

Sebaran – Tumbuh melekat pada substrat batu di daerah rataan terumbu karang yang umumnya selalu tergenang air.

Potensi – Belum diketahui

20. Galaxaura vietnamensis Dawson

Sebaran – Tumbuh pada batu di daerah intertidal atau subtidal. Tenipat tumbuhnya muncul di permukaan air, bahkan kadang-kadang kekeringan pada saat air surut rendah. Tumbuh tersebar meluas di perairan Indonesia.

Potensi – Sebagai sumber agar, produksi masih seluruhnya diambil dari alam bersama-sama dengan Gelidium. Dijual untuk keperluan lokal (konsumsi domestik) dan ekspor.

21. Gelidium latifolium

Spesifikasi – Agar Merah (red alga)

Sebaran – Daerah tanaman tumbuh dalam substrat karang, ombak besar, daerah intertidal, mempunyai stolon, thallus sangat liat,.

Potensi – Mempunyai kadar agarose, kolesterol, vitamin B12 (Gelidium capillaceum), penghasil asam amino, asam aspartat, dll. Mempunyai potensi nilai ekspor yang besar (ke Jepang)

22. Gelidium Sp

Potensi – Belum banyak dimanfaatkan

23. Gigartina affinis Harvey

Spesifikasi – Sinonim: = Carpopeltis affinis (Harvey) Okamura Thallus umumnya gepeng dan agak silindris ke arah bagian pangkal, ujung rneruncing. Percabangan di atau tri chotomous saling berlawanan dengan mernbentuk rumpun yang lebih merimbun.

Sebaran – Tumbuh menempel pada batu di daerah rataan terumbu, terutama di tempat-tempat yang masih tergenang air pada saat surut rendah. Sebaran tumbuhnya tidak meluas, antara lain terdapat di pantai selatan Jawa.

Potensi – Belum banyak dimanfaatkan.

24. Gracilaria arcuata Zanardini

Spesifikasi – Thalli bulat silindris, licin, warna pirang-hijau, atau hijau jingga. Substansi cartilaginous, menempel pada substrat dengan holdfast berbentuk cakram. Rumpun merimbun di bagian atas dengan percabangan mengecil pada bagian pangkal, ujung runcing.

Sebaran – Umumnya tumbuh melekat pada batu dan tersebar di daerah rataan terumbu karang.

Potensi – Sebagai sumber agar, protein, vitamin, mineral. Merupakan bahan baku untuk industri agar-agar dalam negeri. Mengandung bahan untuk agar. Untuk Ekspor ke Jepang. Budidaya rumput laut untuk pembuatan agar. Potensi ekonomi 1 ha = 5 ton

25. Gracilaria coronopifolia J. Agardh

Spesifikasi – Thalli silindris, licin, warna coklat-hijau atau coklat kuning (pirang), menempel pada substrat dengan cakram kecil. Percabangan mendua bagian (dichotomous) berulang -ulang. Umumnya rimbun pada porsi bagian atas rumpun. Warna hijau-pirang.

Sebaran – tumbuh pada batu di daerah terumbu karang.

Potensi – Sebagai sumber agar, protein, vitamin, mineral. Merupakan bahan baku untuk industri agar-agar dalam negeri.

26. Gracilaria eucheumioides Harvey

Spesifikasi – Thallus gepeng, halus, pinggir bergerigi, membentuk rumpun radial seperti umbi tanaman jahe, oleh karena itu di P.P. Seribu dinamai agar-agar jahe. Percabangan dichotomous. Ukuran thalli panjang 10 cm, lebar 1 cm. Warna hijau-coklat.

Sebaran – Tumbuh melekat pada substrat batu, urnurnnya di daerah rataan terurnbu karang. Tidak meiliki sebaran turnbuh yang begitu meluas di perairan Indonesia. Kelimpahannya tidak begitu tinggi, dan tidak termasuk jenis yang umum didapat.

Potensi –Sebagai sumber agar terutama bagi penduduk lokal. Diolah menjadi agar-agar untuk makanan lokal. Mengandung bahan untuk agar. Untuk Ekspor ke Jepang. Budidaya rumput laut untuk pembuatan agar. Potensi ekonomi 1 ha = 5 ton