Reptil merupakan binatang yang memiliki perilaku yang unik berbeda dengan hewan yang lain. Reptil merupakan hewan yang berdarah dingin tidak seperti halnya burung yang dikenal sebagai hewan berdarah panas. Hewan yang termasuk reptil seperti: kura-kura, ular, tokek, cicak, lizard dll. Secara alamiah kura-kura sebagai hewan carnivora tetapi mereka juga gemar memakan tumbuh-tumbuhan (herbivora) dan sulit juga disebut bahwa kura-kura sebagai pemakan segala (omnivora).

Nah buat kamu yang suka memelihara kura-kura tahukah bahwa ada beberapa penyakit yang sering menyerang hewan ini ? Berikut Hewanpedia merangkum untuk teman-teman.

1. Dehidrasi dan Kurang Nutrisi

Di habitat asli kura-kura harus bisa survival dengan kondisi ekosistem yang ada seperti disaat musim panas kurang air dan ketersediaan makanan. Mereka sering berdiam diri dan biasa bersembunyi pada liang bawah tanah dengan mengatur respirasi untuk mengurangi energi yang dikeluarkan. Bahkan ajaibnya sampai tidak melakukan urinasi untuk mengatur ketersediaan air dalam tubuh dari kondisi dehidrasi. Sekarang kura-kura banyak di domestikasi sehingga harus membutuhkan nutrisi yang cukup. Kebutuhan ketersedian nutrisi dalam pakan buatan (pelet) biasanya memiliki kandungan protein berkisar 30%-50% disamping mineral dan vitamin lain.

Meskipun hidup di air kura-kura juga bisa mengalami dehidrasi jika kekurangan air didalam tubuhnya. Kondisi tersebut biasanya muncul karena kurangnya kandungan air dalam makanan yang diberikan dan serangan penyakit. Kita tau ada banyak penyakit yang menyerang pada reptil, namun beberapa penyakit yang sering menyerang pada kura-kura kebanyakan berasal dari penyakit parasit dan gangguan saluran pencernakan, disamping penyebab lain seperti bakteri, virus dan kekurangan nutrisi.Parasit eksternal caplak/pinjal seperti Ixodidae bisa menyebabkan anemia, Argasidae menyebabkan paralisa dan degenerasi otot.

2. Terserang Kutu

Kutu juga ikut berperan sebagai eksternal parasit dan sekaligus agen perantara dapat menimbulkan infeksi sekunder yang tidak bisa diabaikan, lokasi yang disukai di kepala, leher, tengkuk dan cavitas oral (sekitar rongga mulut). Lesi yang nampak dikenal sebagai Cutaneus myasis hampir mirip dengan Septicemic Cutaneus Ulceratif Diseases (SCUD) yang disebabkan oleh Citrobacter freundii, hanya lokasi dan lesi yang membedakan.

3. Terserang Parasit dan Virus

Parasit internal seperti cacing trematoda patogen biasa menyerang lewat peredaran darah, rute oral (saluran pencernakan) dan pernafasan. Bakteri sebagai agen patogen mampu menyerang secara sistemik dalam kondisi yang buruk seperti: Salmonela sp, Aeromonas sp, Arizona sp, Erdwardsiella dan Pseudomonas sp. Begitu pula agen patogen berupa virus seperti herpesvirus. Sedangkan defisiensi vitamin D3 berefek pada pelunakan tulang/tempurung.

Gejala-gejala eksternal yang biasa kita lihat berupa anoreksia (penurunan nafsu makan), gangguan pengeluaran feses (sembelit/diare), perubahan yang terjadi pada carapas/tempurung (terjadi pelunakan/ pengelupasan/ tumbuh abnormal) dan perubahan perilaku yang tak seperti biasanya.

Cara Merawat Kura-kura yang Sakit

Penanganan yang bisa kita lakukan untuk merawat kura-kura yang sakit yaitu:

  1. Memberikan makanan yang bervariasi.  kadang kura-kura merasa bosan dengan makanan yang kita berikan tetapi akan mau memilih makanan yang paling disukai.
  2. Menjaga kebersihan air (sanitasi air), hal ini penting karena air yang kotor merupakan media yang disukai agen penyakit disamping menjaga ketersediaan air bersih untuk kebutuhan tubuh kura-kura.
  3. Menaikan suhu badan bekisar 23-30 derajad celcius bisa dilakukan dengan cara menggunakan heater&lampu termostat untuk mengontrol suhu air, bisa juga dijemur pada matahari pagi sampai beberapa menit. Saat dijemur dalam kondisi yang lemah kura-kura kadang bisa menarik perhatian semut untuk berkerumun. Dengan pemanasan tersebut akan membantu merangsang aktifitas syaraf dalam tubuh berfungsi karena reptil termasuk hewan berdarah dingin.
  4. Membersihkan luka akhibat traumatik/gigitan rodentia liar pada bagian kulit terdapat harus dibersihkan untuk mencegah timbulnya infeksi sekunder, kompres dengan menggunakan air hangat dan antiseptik. Jika kondisi semakin mengkhawatirkan segera diperiksakan pada dokter hewan.

Demikian semoga bermanfaat.