Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang potensi sumberdaya alamnya sangat beragam. Salah satunya adalah keragaman flora dan Faunanya. Kali ini Hewanpedia menyajikan 4 Flora dan Fauna Endemik Berasal dari Sumatera Utara

1. Anggrek Tien Soeharto (cymbidium hartinahianum)

Anggrek Soeharto
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Salah satu jenis tumbuhan (jenis anggrek) yang endemik atau yang hanya tumbuh di Sumatera Utara adalah Anggrek Tien Soeharto atau sering juga disebut dengan Anggrek Hartinah (Cymbidium Hartinahianum). Habitatnya ditemukan di Desa Baniara Tele Kecamatan Harian Kabupaten Tapanuli Utara (berbatasan dengan Kabupaten Dairi). Lokasi ini dapat dicapai dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum dari kota Medan melalui kota Sidikalang (ibukota Kabupaten Dairi) sejauh 400 km, selama lebih kurang 5 jam perjalanan.

Anggrek ini pertama kali ditemukan oleh Rusdi E. Nasution, seorang peneliti dari Herbarium LBN/LIPI Bogor pada tahun 1976. Ketika itu, anggrek ini tidak ditemukan dalam berbagai pusta maupun dalam koleksi. Kemudian oleh peneliti tersebut bersama peneliti lainnya J. B. Comber memberi nama ilmiah Cymbidium Hartinahianum yang juga berarti anggrek Tien Soeharto pada hasil temuannya. Penabalan nama Ibu Negara pada jenis anggrek ini merupakan penghargaan atas jasa-jasanya dalam rangka pengembangan dunia peranggrekan di Indonesia.

2. Bunga Bangkai (Amorphophallus Titanum)

Bunga Bangkai
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Bunga Bangkai (Amorphophallus Titanum) ini tumbuh di Kawasan Taman Wisata/Cagar Alam Sibolangit. Bunga ini memberi pesona tersendiri karena selain keindahannya juga pertumbuhannya yang tinggi dan besar. Itulah sebabnya disebut juga dengan nama Suweg Raksasa. Bunga yang tumbuh pada tahun1995, tingginya mencapai 210 cm. Sedangkan sebelumnya tahun 1989 tingginya mencapai 150 cm. Dan diprediksi akan tumbuh lagi seterusnya di Taman Wisata Sibolangit.

Bunga Bangkai pertama kali ditemukan di Sibolangit pada tahun 1920-an. Adapun penemu pertama jenis bunga ini adalah Odoardo Beccari seorang pakar botani berkebangsaan Italia. Ketika itu, tahun 1878, dalam perjalanannya di Kepahiang – Rejang Lebong (Bengkulu) ia menemukan tumbuhan bunga bangkai. Kemudian oleh rekannya Prof. Giovanni Arcaneli dari Turki, diberi nama ilmiah Amorphophallus Titanum terhadap hasil temuan Beccari tersebut. Sejak itu dunia botani mengenal bunga bangkai dengan nama Amorpophallus Titanum Beccari.

3. Beo Nias (Gracula robusta)

Beo Nias
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Beo Nias (Gracula robusta) adalah sejenis burung anggota familia Stunidae (jalak dan kerabatnya) yang hanya dapat ditemukan di pulau Nias, Sumatera Utara, Indonesia. Habitat alaminya yaitu hidup di hutan-hutan basah, terutama di bukit-bukit dataran rendah sampai dengan dataran tinggi 1000 sampai 2000 di atas permukaan laut. Burung ini merupakan fauna endemik dari daerah Nias yang dikenal dengan nama Ciong.

Beo nias memiliki ukuran tubuh dengan mencapai 40 sentimeter, merupakan jenis burung beo yang paling besar di antara jenis burung beo lainnya.Selain itu, pada beo nias mempunyai bulu yang cukup pendek di bagian kepalanya di mana terdapat sebuah garis melengkung berwarna kuning di bagian belakang kepalanya.

4. Orangutan Sumatera (Pongo abelii)

Orang Utan Pongo abelii
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Orangutan Sumatera (Pongo abelii) adalah spesies orangutan terlangka. Orangutan Sumatra hidup dan endemik terhadap Sumatra, sebuah pulau yang terletak di Indonesia. Mereka lebih kecil daripada orangutan Kalimantan. Orangutan Sumatra memiliki tinggi sekitar 4.6 kaki dan berat 200 pon. Betina lebih kecil, dengan tinggi 3 kaki dan berat 100 pon.

Dibandingkan Orangutan Kalimantan, orangutan Sumatra lebih menyukai pakan buah-buahan dan terutama juga serangga. Buah yang disukai termasuk buah beringin dan nangka. Mereka juga makan telur burung dan vertebrata kecil. Orangutan Sumatra lebih singkat dalam makan di batang dalam suatu pohon.