Daftar isi konten dalam artikel ini
1. Ikan Raja Laut atau Coelacanth
Ikan Raja Laut atau Coelacanth merupakan ikan purba yang banyak hidup pada 360 juta tahun yang lalu. Ikan Raja Laut yang dikenal sebagai Coelacanth kini hanya tersisa dua spesies yaitu Latimeria menadoensis (Indonesia Coelacanth) dan Latimeria chalumnae (Comoro Coelacanth). Sedangkan berbagai jenis lainnya, sekitar 120 spesies, dinyatakan telah punah dan hanya ditemukan fosilnya saja.
Coelacanth adalah jenis ikan berparu-paru yang dipercaya sebagian ahli sebagai nenek moyang tetrapoda, yaitu nenek moyang binatang yang hidup di darat termasuk manusia. Ikan Raja Laut atau Coelacanth mempunyai habitat di lautan dalam, 700 meter di bawah permukaan laut. Meskipun terkadang ikan purba ini bisa berada di kedalaman laut 200 meter.
Ikan Raja Laut (Coelacanth) telah dianggap punah pada 65 juta tahun yang silam. Ke-120 spesies hanya dikenali dari berbagai fosil yang ditemukan. Namun pada 1938, seekor Coelacanth hidup tertangkap oleh jaring hiu di Chalumna, Afrika Selatan.
Hingga tahun 1990, beberapa ekor jenis Latimeria chalumnae (Comoro Coelacanth) berhasil tertangkap di Kepulauan Komoro, perairan Afika Selatan hingga ke Madagaskar.
Pada tahun 1998, seekor Ikan Raja Laut tertangkap jaring nelayan di perairan Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara. Ikan jenis ini sebenarnya sudah umum dikenal oleh nelayan setempat namun belum terdeskripsikan hingga seorang peneliti Amerika yang tinggal di Manado, Mark Erdmann dan beberapa temannya termasuk ilmuan LIPI mempublikasikannya dan belakangan ikan raja laut ini disebut sebagai spesies baru, Latimeria menadoensis (Coelacanth Sulawesi).
2. Ikan Kepala Naga atau Fishzilla
1. Toman (Channa micropeltes): ikan ini tumbuh di asia dan afrika dan dapat berjalan di darat seperti ular.
3. Ikan Arwana Super Red
4. Ikan Pisau atau Lancetfish
Lancetfish atau Ikan Pisau (dalam bahasa Indonesia) memiliki penampilan jelas “sangat prasejarah”, gigi di rahang dan layar di punggungnya yang sangat tajam, mengingatkan kepada beberapa dinosaurus (Walaupun, di Lancetfish layar ini benar-benar sebuah sirip punggung diperbesar) . Bahkan nama ilmiahnya terdengar dinosaurian (Alepisaurus ferox). Dengan panjang yang mencapai dua meter (6 ’6 “), predator ini dapat ditemukan di semua samudra kecuali di daerah kutub, sangat rakus, mereka memakan ikan kecil dan cumi-cumi, mereka kadang-kadang juga memakan sesama komunitasnya.
5. Ikan Hiu Berumbai atau Frilled Shark
Menurut Wikipedia, Frilled Shark adalah satu dari dua Chlamydoselachus yang masih hidup. Penyebarannya merata di Atlantik dan Samudra Pasifik. Jenis hiu ini jarang ditemukan di landas kontinen luar dan bagian tas lempeng benua dan umumnya ada di bagian bawah, walaupun ada gerakan ke atas subtansial.
Frilled Shark ditangkap di kedalaman 1.570 meter (5150 kaki). Sedangkan di Teluk Suruga, Jepang, umumnya dikedalaman 500-200 meter.
6. Ikan Dewa
Belakangan ini, legenda tersebut terus tersebar dari mulut ke mulut- hingga masyarakat sekitar Cirebon bahkan dari luar Cirebon, datang ke Kuningan ingin melihat Ikan Dewa, baik hanya sekedar melihat ataupun mempunyai tujuan yang lain. Banyak legenda tentang asal-muasal ikan ini, seperti dikatakan oleh Pak Mamat, salah satu petugas penyewaan ban yang sudah bertahun-tahun ada di Cibulan. Dahulu kala ketika Prabu Siliwangi masih hidup, beliau memerintah dengan adil dan bijaksana, sehingga hampir semua prajurit dan kawulanya tunduk dan hormat pada Sang Prabu. Namun tak ada gading yang tak retak, begitupun dengan Prabu Siliwangi, walaupun sudah memerintah dengan adil, masih ada saja prajurit yang tidak suka dan tidak puas terhadap Prabu Siliwangi. Singkat cerita, dikutuklah prajurit-prajurit yang membangkang tersebut sehingga menjadi ikan, yang keberadaannya masih bisa kita saksikan sampai sekarang di kolam Cibulan.