Sapi perah merupakan sumber utama penghasil susu yang mempunyai nilai gizi tinggi. Walaupun ada pula susu yang dihasilkan oleh ternak lain misalnya kambing, domba, kerbau, dan kuda, tetapi penggunaannya di masyarakat tidaklah sepopuler susu sapi perah.

Pengertian susu

Susu adalah cairan hasil pemerahan yang sempurna, dan terus menerus dari ambing sapi yang sehat tanpa dibubuhi atau dikurangi bahan tertentu. Susu merupakan sumber gizi terbaik bagi mamalia yang baru dilahirkan. Susu disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena kandungan zat gizinya yang lengkap. Selain air, susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D dalam jumlah memadai. Manfaat susu merupakan hasil dari interaksi molekul-molukel yang terkandung di dalamnya. Susu bernilai gizi tinggi dan dapat digunakan sebagai makanan manusia segala umur.

pengertian kolostrum

Kolostrum (dari bahasa latin colostrum) atau jolong adalah susu yang dihasilkan oleh kelenjar susu  yang dihasilkan dari ternak perah selama proses kelahiran kurang lebih selama 7 hari. Komposi kolostrum sangat berbeda dengan komposisi susu biasa. Kolostrum mengandung konsentrasi zat padat yang tinggi; Casein, protein whey (terutama globulin), Garam mineral lebih tinggi (Ca, Mg, P, Cl lebih tinggi, Potasium lebih rendah); Laktosa lebih rendah; Lemak bisa lebih tinggi bisa lebih rendah.

 Komposisi Susu sapi

berikut Komposisi (susunan) susu sapi  adalah sebagai berikut :

  1. Air ( 87,90 % )
  2. Bahan kering ( 12,1 % )
  3. Lemak ( 3,45 % )
  4. Bahan kering tanpa lemak ( 8, 65 % )
  5. Protein ( 3,20 % )
  6. Kasein ( 2,70 % )
  7. Albumin ( 0,50 % )
  8. Laktose ( 4,60 % )
  9. Vitamin, enzim, gas dan mineral

Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi susu antara lain :

1. Jenis ternak dan keturunannya 

Susu kerbau mengandung protein yang paling tinggi, kemudian diikuti oleh  susu kambing, sapi perah, zebu, dan domba. Kandungan lemak yang paling tinggi juga terdapat pada susu kerbau, diikuti oleh susu sapi zebu, kambing sapi perah, dan domba.

2. Individu (bangsa sapi) 

Susu sapi Jersey mengandung protein dan lemak yang paling tinggi dibandingkan susu sapi jenis lainnya.

3. Tingkat laktasi

Komposisi air susu berubah pada tiap tingkat laktasi. Perubahan yang terbesar terjadi pada saat permulaan dan terakhir periode laktasi.

4. Umur ternak 

Pada umumnya sapi berumur 5 – 6 tahun sudah mempunyai produksi susu yang tinggi tetapi hasil maksimum akan dicapai pada umur 8 – 10 tahun. Umur ternak erat kaitannya dengan periode laktasi. Pada periode permulaan produksi susu tinggi tetapi pada masa-masa akhir laktasi produksi susu menurun. Selama periode laktasi kandungan protein secara umum mengalami kenaikan, sedangkan kandungan lemaknya mulamula menurun sampai bulan ketiga laktasi kemudian naik lagi.

5. Infeksi/Peradangan pada Ambing  

Infeksi/peradangan pada ambing dikenal dengan nama mastitis. Mastitis adalah suatu peradangan pada tenunan ambing yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme, zat kimia, luka termis ataupun luka karena mekanis. Peradangan ini dapat mempengaruhi komposisi susu antara lain menyebabkan bertambahnya protein dalam darah dan sel-sel darah putih di dalam tenunan ambing serta penurunan produksi susu.

6. Nutrisi / Pakan 

 Jenis pakan akan dapat mempengaruhi komposisi susu. Pakan yang terlalu banyak konsentrat akan menyebabkan kadar lemak susu rendah. Jenis pakan dari rumput-rumputan akan menaikan kandungan asam oleat sedangkan pakan berupa jagung atau gandum akan menaikkan asam butiratnya.

Pemberian pakan yang banyak pada seekor sapi yang kondisinya jelek pada waktu sapi itu dikeringkan dapat menaikkan hasil susu sebesar 10 – 30 %. Pemberian air adalah penting untuk produksi susu, karena susu 87 % terdiri dari air dan 50 % dari tubuh sapi terdiri dari air. Jumlah air yang dibutuhkan tergantung dari :  (1) Produksi susu yang dihasilkan oleh seekor sapi  (2) Suhu sekeliling  (3) Pakan yang diberikan  Perbandingan antara susu yang dihasilkan dan air yang dibutuhkan adalah 1 : 36. Air yang dibutuhkan untuk tiap hari bagi seekor sapi berkisar 37 – 45 liter.

7. Lingkungan

Pengaruh lingkungan terhadap komposisi susu bisa dikomplikasikan oleh faktor-faktor seperti nutrisi dan tahap laktasi. Hanya bila faktor-faktor seperti ini dihilangkan menjadi memungkinkan untuk mengamati pengaruh musim dan suhu. Biasanya pada musim hujan kandungan lemak susu akan meningkat sedangkan pada musim kemarau kandungan lemak susu lebih rendah. Produksi susu yang dihasilkan pada kedua musim tersebut juga berbeda.

Pada musim hujan produksi susu dapat meningkat karena tersedianya pakan yang lebih banyak dari musim kemarau.  Suhu dan kelembaban mempengaruhi produksi susu. Selain itu pada lingkungan dengan kelembaban yang tinggi sangat mempengaruhi timbulnya infeksi bakteri dan jamur penyebab mastitis. Suhu lingkungan yang tinggi secara jelas menurunkan produksi susu, karena sapi menurunkan konsumsi pakan, tetapi belum jelas apakah suhu mempengaruhi komposisi susu.

8. Prosedur Pemerahan Susu

Faktor yang mempengaruhi produksi susu antara lain adalah jumlah pemerahan setiap hari, lamanya pemerahan, dan waktu pemerahan. Jumlah pemerahan 3 – 4 kali setiap hari dapat meningkatkan produksi susu daripada jika hanya diperah dua kali sehari. Pemerahan pada pagi hari mendapatkan susu sedikit berbeda komposisinya daripada susu hasil pemerahan sore hari.

Pemerahan menggunakan tangan ataupun menggunakan mesin tidak memperlihatkan perbedaan dalam produksi susu, kualitas ataupun komposisi susu