Semut rangrang (Oecophylla Smaragdina) adalah serangga ordo Hymenoptera family Formicidae. Semut rangrang memiliki kemampuan yang luar biasa yang tidak dimiliki semut lain, yaitu mampu membangun sarang dengan menganyam daun tumbuhan menjadi sebuah sarang yang kuat pada dahan, ranting, ataupun pada pucuk pepohonan.

Dalam mempertahankan kehidupannya dari gangguan musuh, semut rangrang mengandalkan gigitannya yang sangat menyengat dan mengeluarkan zat feromon yang dapat menyerang sistem saraf musuhnya. Zat feromon tersebut bukan saja digunakan untuk menyerang musuhnya, namun juga sebagai tanda atau alat komunikasi antar semut rangrang dalam menghadapi bahaya atau dalam mencari makan.

Sifat Semut Rangrang di Alam

Semut rangrang merupakan serangga yang spesial, unik, dan cerdas. Layaknya makhluk sosial lainnya, semut rangrang dalam melakukan segala kegiatannya selalu bergotong royong, seperti misalnya membangun sarang baru, mencari makan, membersihkan sarang dari sisa pakan, mempertahankan koloni dari serangan musuh, dan segala aktivitas lainnya. Sebagai makhluk sosial, semut rangrang memiliki sifat yang sangat unik dan menarik, yaitu cerdas, kuat, gesit, disiplin, dan pemberani.

Dalam mengusir pengganggu, semut rangrang tidak gentar menyerang organisme lain yang mengganggu meskipun ukuran tubuhnya jauh lebih besar dari ukuran tubuh semut rangrang. Semut rangrang memiliki gerakan yang gesit dan dapat berlari naik turun pohon sepanjang waktu dalam mencari makan. Jika ada pekerjaan yang tidak bisa dilakukan sendiri, maka semut rangrang akan melakukannya secara berkelompok dengan penuh tanggung jawab hingga pekerjaan itu selesai dan mereka tidak akan pergi meninggalkan kelompoknya, seperti misalnya sedang menganyam daun untuk membangun sarang di pohon.

Semut rangrang adalah serangga yang sangat cerdas. Kelompok semut rangrang membangun sistem komunikasi di antara mereka dengan mengeluarkan zat feromon yang memiliki bau yang khas dan menyengat dan sentuhan tertentu. Dalam waktu singkat semua anggota kelompok dapat mengetahui apabila terjadi sesuatu dalam kelompoknya dan mereka akan langsung melakukan pembagian tugas apa yang harus dilakukan.

Dalam kehidupan sehari-hari, semut rangrang digunakan sebagai predator alami dalam mengatasi hama pada perkebunan tropis untuk meningkatkan produksi tanaman karena sifatnya yang agresif. Pemanfaatan semut rangrang sebagai pengendali hama telah dilakukan oleh para petani mete di Australia dan petani kakao di Vietnam. Semut rangrang juga dapat dimanfaatkan langsung sebagai sumber protein bagi para pecinta burung ocehan, yaitu telurnya yang dikenal dengan sebutan kroto.

8 Peran Anggota Koloni Semut Rangrang pada Sarang Alami

Berikut ini Anggota Koloni Semut Rangrang pada Sarang di Alam:

1. Kroto (telur, larva, dan pupa)

Di alam ratu semut rangrang dapat menghasilkan telur sebanyak 240 hingga 700 butir per hari secara terus-menerus selama kurang lebih satu tahun. Telur-telur ini akan disebarkan ke seluruh sarang oleh semut pekerja dengan menempelkan setiap telur ke dinding sarang. Dengan mengabsorsi oksigen di udara sekitarnya, kandungan protein dalam telur akan tumbuh menjadi embrio yang dibantu suntikan nutrisi berupa fruktosa oleh semut pekerja sampai menjadi larva dan akan menetas pada hari ke-16. Kulit bagian luar telur dimanfaatkan oleh semut dewasa untuk membuat jaring-jaring sutera yang digunakan untuk membuat ruang atau kamar-kamar di dalam sarang.

2. Raja dan Ratu semut

Ratu semut dan semut jantan berperan sangat penting dan sangat menentukan dalam  pekerbang-biakan sebuah koloni. Dari ratu akan dihasilkan semua elemen koloni, seperti calon  ratu, semut jantan, semut penjaga, maupun semut pekerja. Dibutuhkan kurang lebih 6 bulan terhitung setelah menetas bagi calon ratu untuk dapat mencapai kematangan dalam proses reproduksi

3. Semut Jantan

Semut jantan memiliki ukuran kurang lebih 1 cm dengan tubuh berwarna coklat tua dan memiliki sayap yang dapat digunakan untuk terbang. Umur semut jantan dewasa yang telah siap kawin yaitu antara 64 sampi 71 hari, dan akan mati setelah melakukan perkawinan selama 1-7 hari, dengan menempatkan sel telur ke dalam perut ratu semut dan calon ratu dewasa.

4. Ratu Semut Rangrang

Ratu semut rangrang memiliki ukuran tubuh lebih besar dari semut jantang, yaitu kurang lebih sekitar 2 cm panjangnya dengan tubuh berwarna coklat tua dan sayapnya telah lepas. Ratu semut akan mulai bertelur dalam  sarang dengan suhu  23 hingga 27 derajat Celcius.

5. Calon Ratu Dewasa

Calon ratu semut yang telah dewasa memiliki ukuran tubuh antara 15-16 mm dengan tubuh berwarna coklat dan masih memiliki sayap hingga saatnya dikawin oleh semut jantan dan sayapnya akan lepas yang menandakan siap bertelur. Calon ratu dewasa yang siap/sudah dibuahi biasanya menempati sarang turunan dalam koloni sebelum akhirnya terbang keluar sarang, menetap di wilayah baru yang ditandai dengan terlepasnya sayap dan akan membentuk koloni baru.

Di dalam sarang induk sebuah koloni besar ketika ratu tidak lagi bertelur, akan terjadi kompetisi dan seleksi dengan mekanisme yang sangat rumit dari beberapa calon ratu dewasa yang siap/sudah dibuahi untuk memilih ratu. Kadang terjadi pembantaian oleh semut penjaga terhadap calon ratu dewasa yang tidak terpilih dan tidak berhasil terbang keluar sarang.

6. Calon Ratu Muda

Calon ratu semut yang masih muda berukuran antara 15-16 mm dengan tubuh berwarna hijau kecoklatan dan masih memiliki sayap. Apabila dalam  koloni terdapat beberapa sarang turunan, perpindahan sarang yang dilakukan oleh calon ratu muda biasanya tidak akan diterima oleh semut penghuni sarang tersebut, meskipun masih dalam satu koloni.

7. Semut Prajurit

Semut prajurit ukurannya sekitar 8-10 mm dengan tubuh berwarna coklat tua, tidak bersayap, serta memiliki sifat lebih agresif dari semut lain. Semut prajurit menghabiskan sebagian besar waktunya berada diluar sekitar sarang, untuk melindungi anggota koloni dari benda/makhluk asing yang dianggap sebagai predator atau musuh yang membahayakan koloninya.

8. Semut Pekerja

Semut pekerja berukuran lebih kecil, yaitu antara 8-10 mm dengan tubuh berwarna coklat dan tidak bersayap. Semut pekerja bertugas memindahkan telur dan larva agar mendapat oksigen yang cukup, memperbesar atau membuat sarang baru disaat koloni semakin besar, serta mencari dan memberi makan seluruh elemen koloni.

Jika sebuah koloni tidak memiliki sang ratu semut, maka semut pekerja akan bertelur. Jika tidak dibuahi, telur yang dihasilkan oleh semut pekerja tidak akan menetas. Hal ini dilakukan bukan untuk menambah besar koloni, tetapi semut mengambil manfaat dari cairan yang dikeluarkan telur untuk membuat jaring-jaring pengikat sarang mereka.