Akuarium yang baru dalam masa setup biasanya mengalami berbagai macam permasalahan biologis, terutama seperti kondisi air yang keruh, berkabut dan baunya yang membusuk. Bila teman-teman salah satunya yang mengalami masalah ini. Maka tidak perlu khawatir karena hal ini tidak hanya terjadi pada teman-teman saja, semua yang baru memulai akuarium juga menghadapi permasalahan yang sama.

Pada akuarium umumnya dikenal istilah yang disebut New Tank Syndrome, yaitu kondisi dimana senyawa ammonia mengalami peningkatan akibat belum terlahirnya bakteri pengurai di dalam air. Dampak dari New Tank Syndrome biasanya ditandai dengan banyaknya ikan yang mati secara tiba-tiba, warna air yang tidak jernih, berkabut serta bau air yang membusuk.

Penyebab Air Berkabut dalam Akuarium

Kondisi air berkabut disebabkan oleh mikro-organisme seperti protozoa, bakteri anaerobik dlsb dan senyawa organik yang berserakan tidak teruraikan. Meskipun makhluk mikro tersebut tidak dapat kita lihat dengan mata, keberadaannya sangat jelas. Mereka adalah dalang di balik itu semua. Ya merekalah penyebab air menjadi berkabut, keruh, tampak tidak jernih. Bagaimana cara mengatasinya?!

Pada akuarium baru biasanya diperlukan pendewasaan air melalui proses siklus nitrogen. Kondisi air dapat dikatakan dewasa ketika di dalamnya sudah melahirkan koloni bakteri aerobic dan aerobic yang jumlahnya cukup. Untuk melewati proses ini, biasanya diperlukan waktu 2-4 minggu dari awal setup akuarium. Namun tentu saja lamanya tergantung pada cara kita melakukan siklus nitrogen.

Dalam proses siklus nitrogen, agar dapat dilewati dengan cepat. Maka diperlukan sumber makanan bakteri, peralatan dan perawatan khusus. Pada saat proses ini, disarankan agar tidak memasukkan jumlah ikan yang terlalu banyak karena semakin banyak ikan semakin banyak kotoran yang akan dikeluarkan oleh ikan. Pilihlah ikan yang kuat bertahan dalam berbagai kondisi air, misalnya ikan lele, neon tetra, zebra danio dlsb (tanyakan pada pemilik toko ikan). Tujuannya adalah untuk menyediakan senyawa ammonia, yang akan menjadi sumber makanan bagi bakteri menguntungkan.

Cara Menghilangkan Air Berkabut dalam Akuarium

Cara yang paling umum adalah meningkatkan kadar oksigen di dalam akuarium yaitu dengan menyalakan mesin filter atau aerasi selama 24 jam non-stop. Hal ini memungkinkan senyawa organik terserap dan mengalir ke dalam filter biologis secara terus menerus. Sehingga dapat memicu pertumbuhan bakteri yang memerlukan oksigen (aerobik) di dalam sistem filter biologis tersebut. Perlu diingat bahwa kandungan oksigen sangat berperan dalam menangani siklus nitrogen ini. Oleh karenanya, bila di dalam akuarium tidak terdapat cukup oksigen, kadar ammonia dan zat beracun lainnya sulit untuk dihilangkan sehingga membuat siklus nitrogen berlangsung lebih lama.

Selain itu juga disarankan agar mengganti air secara berkala. Mengingat bahwa dalam proses ini bakteri pengurai belum tumbuh dengan baik. Artinya bila kotoran-kotoran ikan yang ada di dalamnya dibiarkan menumpuk, tidak ada penguraian, maka akan menjadi sangat beracun bagi ikan. Hal ini lah yang membuat ikan seringkali mati secara tiba-tiba. Oleh karena itu, diperlukan perawatan yang tepat. Idealnya pergantiaan air dalam akuarium baru lebih sering dilakukan, yakni 3x seminggu sebanyak 10-20% air. Sebaiknya ketika membuang air dilakukan dengan bantuan alat sipon atau dengan menyerap kotoran yang mengendap pada dasar air. Pastikan juga agar air yang digunakan sebagai pengganti telah diendapkan dalam satu malam atau lebih mudahnya dapat langsung dituangkan pada akuarium dengan menggunakan bahan kimia anti-chlorine & conditioner khusus yang tersedia di toko ikan.