tips-merawat-burung-berkicau-di-musim-hujan
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Tips Merawat Burung Berkicau Di Musim Hujan – Semenjak awal Oktober 2012 ini, hujan mulai turun di berbagai daerah di Indonesia. Frekuensi turun hujan semakin sering memasuki pertengahan bulan dan pada musim penghujan ini. Bagi pemilik dan penangkar burung berkicau, peralihan musim dari kemarau ke penghujan ini mesti diwaspadai dengan seksama, agar kesehatan burung tidak terlalu terganggu.

Perubahan dari musim kemarau ke musim hujan dapat menyebabkan burung menjadi drop, suaranya menjadi serak, atau bahkan hingga tidak terdengar lagi kicauannya. Salah satu penyebabnya adalah karena burung kurang panas, karena suhu udara cenderung dingin. Sebab itu, kita mesti menyiasati musim penghujan, hingga burung tidak terlalu drop kondisinya.

Berikut ini ada tips mudah Merawat Burung Berkicau Dimusim Hujan tetapi penting yang berlaku untuk sebagian besar burung berkicau. Tips Merawat Burung Berkicau Dimusim Hujan berdasarkan pengalaman senior saya, Drs Hananto Prasetyo SH, yang dijuluki Kicau Mania Legendaris karena pada dekade 1990-an burungnya pernah tiga tahun berturut turut menjadi juara nasional lomba burung berkicau yang diselenggarakan Pelestari Burung Indonesia (PBI).

1. Mengurangi volume air dalam bak keramba.

Jika cuaca ketika akan merawat atau memandikan burung terlihat mendung, atau bahkan sudah mulai gerimis, sebaiknya kita mengurangi volume air dalam bak karamba sehingga tinggal separo saja. Dengan demikian, burung mau mandi serta tidak basah kuyup. Biasanya saat udara dingin atau hujan, burung tidak mau mencebur ke bak karamba. Kalau sekali basah, burung bisa mati bila sinar matahari tidak menembus sangkar.

2. Menambah porsi extra fooding.

Guna menjaga kondisi burung agar tetap hangat, tambahkan extra fooding berupa jangkrik sebanyak 1-3 ekor dari porsi biasanya, tambahkan juga 5-10 ekor ulat hongkong. Pemberian ulat hongkong ini sangat bagus guna menghangatkan kondisi burung. Dengan penambahan porsi extra fooding secara tepat, kondisi burung tetap panas sehingga kualitas suaranya bisa tetap terjaga dengan baik, tanpa menimbulkan efek samping yang negatif.

Tetapi mesti diingat, pemberian ulat hongkong jangan terlalu sering serta jangan terlalu banyak, sebab burung dapat menjadi ganas serta birahinya terlalu tinggi. Tandanya, burung akan menabrak sangkar setiap kali melihat burung lain.

3. Menyiasati waktu penjemuran.

Khusus untuk burung burung kelas lomba, kita mesti menyiasati waktu penjemuran menyesuaikan dengan munculnya sinar matahari. Walau sebentar, usahakan ketika matahari mulai bersinar, burung harus segera dijemur. Kita dapat juga mengkombinasikan hal ini dengan waktu memandikan. Jadi, ketika cuaca mendung di pagi hari, dan sinar matahari belum begitu terasa sebaiknya tunda dulu rencana memandikan burung. Saat sinar matahari mulai muncul, segera mandikan, angin-anginkan dan segera jemur.

4. Mengatasi burung serak.

Jika hujan terus menerus turun, hingga udara lembab dan jamur bertumbuhan dan terhisap burung. Hal ini sering menyebabkan burung bersuara serak atau bahkan tidak berbunyi sama sekali. Tapi kita jangan khawatir. Pastikan saja burung dalam kondisi fit hingga tidak mudah terserang penyakit. Kita dapat memberinya vitamin dan mineral.

Bila burung sudah telanjur serak, gunakan saja antibiotik saluran pernafasan atas seperti BirdTwitter misalnya. Jika burung serak sebab ada kotoran atau lendir tapi burung masih dalam kondisi sehat, dalam artian tidak ada infeksi, kita dapat mencoba meletakkan sebutir pagoda pastiles atau sejenisnya didalam minuman burung. Sifat menthol dalam pagoda berfungsi sebagai ekspektoran lendir.

5. Pengerodongan sepanjang hari.

Jika udara terasa begitu dingin, kita dapat mengerodong burung sepanjang hari. Letakan sangkar pada lokasi yang hangat, misalnya di ruang tamu atau ruang keluarga.