Pengin piara kelomang biar awet dan tak cepat mati? Bisa kok, caranya juga enggak rumit. Semisal yang dilakukan Martha susanti. Lebih dari 100 ekor kelomang bisa hidup bertahun-tahun. beginilah caranya merawat kelomang yang baik dan benar.

Barangkali banyak yang beranggapan kalau kelomang hanyalah piaraan para bocah. Namun bagi Martha Susanti piara kelomang justru sangat mengasyikkan dan menantang. Maklum saja biasanya kelomang hanya bertahan beberapa hari lantas mati karena salah rawat. “Awalnya saya juga gitu, ilang atau mati melulu. Lantas saya banyak belajar dari buku dan internet, sekarang hampir tak pernah ada yang mati lagi” ujar Martha bangga.

Pecinta kelomang yang tinggal di Menteng, Jakarta Pusat merasa kelomang adalah satwa unik. Tampang lucu, kelir beragam, cangkangnya juga tak kalah cantik. Memang kelomang tak bisa diajak bermain seperti anjing atau kucing. Kebanyakan mencapit kalau dipegang. “Saya tertarik perhatiin tingkah laku mereka. Dan kalau diliatin mereka juga suka liatin balik kayak ngerti gitu,” aku alumnus Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti.

Media pasir tebal

Siapkan tempat tinggal yang nyaman, kalau pengin adopsi kelomang. Biasa disebut crabitat, singkatan dari crab habitat. Paling mudah memakai akuarium. Jumlah kelomang yang bisa dipelihara tergantung luas akuarium. Semisal akuarium ukuran 60 cm maksimal menampung 10 kelomang berdiameter sekitar 3 cm. “Supaya kelomangnya punya ruang untuk jalan-jalan,” terang Martha.

Crabitat lantas diberi media pasir laut. Banyak kok dijual oleh pedagang ikan hias. Pasir berfungsi untuk mengubur diri waktu molting alias ganti kulit. Saat molting bagian tubuhnya sangat lunak. Kalau enggak bersembunyi bisa mati karena diserang temannya. “Kelomang sangat rentan mati waktu ganti kulit. Makanya pasir harus tebal, paling aman ya sekitar 10 cm,” ujar Martha.

Crabitat bisa dihias dengan batu karang dan ornamen kayu. Bisa juga ditambah dengan ranting pohon dan tanaman. Selain menambah cantik, juga mewadahi hobi memanjat si kepiting pertapa. Kelomang memang suka banget memanjat. Semisal Sirius, kelomang indos kesayangan Martha, yang suka banget mejeng di atas ‘singgasana’ dari ornamen kayu. “Kalau sudah nangkring, bisa sampai sore enggak turun-turun,” ujarnya.

Butuh air tawar

“Oya, jangan lupa selalu sediakan air tawar dalam crabitat,” kata Martha mengingatkan. Kelomang butuh minum seperti mahluk hidup lain. Untuk menjaga kelembapan tubuh, kelomang juga akan menyimpan air dalam cangkang. Di habitat asli, kelomang mencari embun di rumput dan pepohonan. Mereka suka banget udara lembap. Semisal habis hujan, mereka akan jadi lebih aktif. Coba saja spray sedikit air, mereka bakalan senang.

Soal makanan sangat bervariasi, soalnya kelomang adalah satwa omnivor alias pemakan segala. Menu favoritnya adalah kelapa. “Kelomang yang hidup di pantai memakan buah kelapa yang jatuh dari pohon,” terang Martha. Kelomang suka buah yang berbau harum. Semisal semangka, tomat, pepaya, mangga dia suka. Kalau sayur, kelomang paling doyan selada.

Kelomang doyan juga makan hewan-hewan kecil. Apalagi kalau dapat menu udang pasti berebutan. Bau udang yang khas akan mengundang kelomang untuk datang menyantap. “Saya suka kasih udang goreng. Kalau dikasih mentah crabitatnya jadi bau amis,” ujar Martha.

Sekarang Martha menyiapkan bak akrilik bulat berdiameter 3 m. lantas didesain jadi crabitat menyerupai pantai. Separuh pasir dan separuh air laut yang berfilter. Kelomang bakal merasa nyaman seperti di alam asli. “Saya siapkan khusus supaya kelomang nyaman dan bisa berkembang biak. Dan bisa melepas telurnya ke air, semoga mau menetas,” terangnya.