Idul Raya Qurban atau Idul Adha merupakan salah satu hari besar umat islam yang ditunggu-tunggu. Pasalnya pada hari besar ini merupakan bukti bahwa ketaan umat Islam kepada Allah SWT diuji. Di hari raya ini juga menjadi salah satu momentum untuk menyebarkan keindahan islam melalui Khutbah Idul Adha atau Qurban. Hewanpedia menyajikan sesuatu yang spesial kali ini untuk menyambut Idul Raya Qurban atau Idul Adha melalui Contoh Naskah dan Text Khutbah Idul Adha.

_________________________________

Contoh Naskah dan Text untuk Khutbah Idul Adha atau Qurban 2020

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamd,

Jama’ah sholat idul adha yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala.

Kumandang takbir bersaut-sautan menggema di seluruh penjuruh dunia, menggetarkan hati dan raga, menusuk masuk ke relung jiwa. Pertanda hari raya tiba, yaitu hari raya idul Adha. Di pagi-pagi buta, jama’ah berdatangan menuju tempat sholat berada, memenuhi shof-shof dengan barisan yang sudah ditata, alangkah indahnya kerukunan dan ketentraman yang tercipta.

Di waktu yang sama, sisi lain umat islam di Mekah sana, saudara-saudara kita menjadi tamu Allah subhanahu wa ta’ala, menjalani serangkaian ibadah, ibadah haji di baitul Mekah al Mukaromah.

Ya Allah, Semoga Engkau jaga, Engkau lindungi, dan Engkau selamatkan saudara-saudara kami, saat melaksanakan serangkaian ibadah haji, hingga perjalanan pulang kembali. Aamiin 3x ya Robbal ‘alamin.

Bulan Dzulhijah, menjadi bulan pungkasan dalam kalender hijriyah.

Bulan yang penuh dengan penggalan-penggalan kisah, dan menyimpan banyak sekali hikmah.

Dalam sebuah hadist Rasulullah salallahu ‘alaihi wa salam menerangkan :

  1. Nabi Adam ‘alaihissalam diterima taubatnya pada tanggal 1 Dzulhijjah,
  2. Do’a Nabi Yunus ‘alaihissalam diijabah oleh Allah dan dikeluarkan dari perut ikan paus pada tanggal 2 Dzulhijjah,
  3. Do’a Nabi Zakariya ‘alaihissalam  dikabulkan oleh Allah pada tanggal 3 Dzulhijjah,
  4. Nabi Isa ‘alaihissalam  dilahirkan ke dunia pada tanggal 4 Dzulhijjah,
  5. Nabi Musa ‘alaihissalam  dilahirkan ke muka bumi pada tanggal 5 Dzulhijjah, serta
  6. Kisah yang agung dan tidak terlupakan bagi umat Islam yaitu ketaatan dan ketaqwaan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan keluarganya yang kita peringati pada hari ini.

Dikisahkan sebagai hikmah, Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam sangat suka sekali bersedekah. Bahkan biasa menyembelih 1.000 ekor domba, 300 ekor lembu dan 100 ekor unta untuk para sabilillah. Banyak sekali umat beliau yang mengagumi kedermawanan beliau. Bahkan malaikat pun merasa kagum dengan beliau ‘alaihissalam.

Mendengar kekaguman tersebut, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam  berkata :

“Kalau saja aku punya seorang anak dan Allah meminta agar aku mengorbankannya maka niscaya akan aku korbankan dia”.

Pada malam tarwiyyah tanggal 8 Dzulhijjah, Allah Ta’ala menguji ketaqwaan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Beliau bermimpi Allah Ta’ala menyuruh untuk “penuhilah nadzarmu” yaitu menyembelih putra kesayangannya, Ismail. Pada awalnya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam masih ragu-ragu apakah perintah tersebut datang dari Allah Ta’ala ataukah dari syaiton yang ingin merusak keharmonisan rumah tangga beliau.

Keesokah harinya tanggal 9 Dzulhijjah, ternyata Nabi Ibrahim ‘alaihissalam bermimpi dengan mimpi yang sama, sehingga membuat nabi Ibrahim yakin benar bahwa mimpi tersebut datang dari Allah Ta’ala. Maka tanggal 9 Dzulhijjah disebut dengan yaumu ‘Arafah.

Dalam hadist Nabi salallahu ‘alaihi wa salam bersabda :

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Mimpi-mimpi yang sama dan berurutan pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah, ternyata masih menjadi mimpi yang sama bagi Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pada malam tanggal 10 Dzulhijjah. Sehingga dengan niat yang kuat, beliau ‘alaihissalam ingin memenuhi nadzarnya yaitu menyembelih putra yang sangat disayanginya, Nabi Ismail ‘alaihissalam . Hari tersebut dikenal dengan “yaumun nahr” hari pelaksanaan penyembelihan.

Kisah penyembelihan Nabi Ismail ‘alaihissalam, diceritakan oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an surat Asshoffat ayat 102 :

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:

“Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Jama’ah Sholat Idul Adha yang dimuliakan oleh Allah Ta’ala.

Betapa mengharukannya kisah tersebut, dialog antara ayah dan anak yang lembut, dibalas Ismail kecil dengan kesabaran hati tanpa rasa takut.

Kisah tersebut dilanjutkan dalam ayat berikutnya :

  • 103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya),
  • 104. dan Kami panggillah dia “Hai Ibrahim”
  • 105. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
  • 106. Sesunggunnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
  • 107. dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
  • 108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamd.

Karena rasa ketaqwaan Ibrahim dan Ismail, akhirnya Allah Ta’ala mengganti Nabi Ismail ‘alaihissalam dengan tebusan seekor domba yang besar yang dibawa Malaikat Jibril dari surga. Malaikat Jibril pun bertakbir (Allahu Akbar 3x) diteruskan Nabi Ibrahim (Lailaha illallahu Allahu Akbar) dan diakhiri oleh Nabi Ismail (Allahu Akbar wa Lillahilhamd).

Kisah yang penuh nilai-nilai ketaqwaan dan keikhlasan, dari sang Rasul yang penuh ketawakalan, menyembelih putra tercinta dengan kesabaran, sehingga Allah ganti dengan domba sembelihan, semoga menjadi pelajaran untuk umat kedepan,
yaitu kita sebagai umat akhir zaman.

Kisah sejarah yang besar, sehingga Rasulullah salallahu ‘alaihi wa salam sangat menekankan pentingnya berqurban bagi yang mampu :

مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلا يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا

Artinya : “Barang siapa mendapatkan kelapangan tetapi tidak berqurban, maka janganlah dia mendekati tempat shalat kami.”

Dengan hadist tersebut para ulama ada yang menyebutkan bahwa hukum berqurban adalah wajib, namun sebagin pendapat ulama adalah sunnah muakad. Namun, sangat ditegaskan bagi yang benar-benar mampu berqurban tapi tidak melaksanakannya maka seolah-olah dia dimusuhi oleh salallahu ‘alaihi wa salam. Naudzubillahi min dzalik.

Seandainya pendapat ulama yang mewajibkan benar, maka kita selamat dari dosa karena meninggalkannya. Kalaupun ternyata salah, maka kita sudah mengerjakan amalan sunnah dan syiar Islam. Bila tahun ini kita belum diberi kemudahan oleh Allah Ta’ala untuk berqurban, semoga tahun depan kita semua diberi keluasan rezeki oleh Allah Ta’ala untuk bisa berqurban. Aamiin. Sebab pahala orang yang berqurban sangatlah besar, dan sebagai wujud syukur atas rezeki yang Allah Ta’ala berikan.

Demikian salah satu referensi tentang khutbah idul adha tarbaik tentang qurban yang membuat menangis bahasa indonesia menggetarkan jiwa terbaru untuk tahun ini.

Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum.

_________________________________