Ikan hidup di air itu sudah biasa. Kalo Ikan bisa terbang ?, pernahkah terbayang dalam benak Anda dengan kemampuan ikan yang unik ini? Ikan terbang, seperti namanya, selain hidup di air, ikan ini juga bisa terbang di udara layaknya burung, serangga, atau mamalia terbang seperti tupai terbang dan kelelawar. Dengan kemampuannya yang unik itu, ikan terbang dapat muncul di permukaan air secara bergerombolan bahkan tak jarang sering terjebak di perahu atau kapal nelayan.

1. Klasifikasi dan Persebaran Ikan Terbang

Ikan terbang berasal dari famili Exocoitidae. Ikan terbang yang sering ditemui di wilayah perairan Indonesia memiliki nama ilmiah Cypselurus oxycephalus yang juga merupakan nama lain Hirundichtys oxycephalus. Ikan terbang dapat ditemui di perairan tropis dan subtropis di samudera Atlantik, Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Di wilayah perairan Indonesia sering ditemui di daerah Timur seperti laut Majene, laut Flores, Maluku Utara, dan Papua. Ikan terbang sangat jarang ditemukan di laut Sumatra, Jawa atau Kalimantan karena banyak mendapat pengaruh dari iklim perairan Laut Cina Selatan kecuali pada musim panas.

2. Morfologi Ikan Terbang

Ikan terbang memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil dengan panjang maksimal 17 cm. Warna sisik kebiruan dengan warna gradasi putih pada derah perut. Ciri khas ikan terbang memiliki sirip dada yang panjang dan lebar sehingga memudahkan akselerasi saat di udara dengan mengepakkan kedua sirip-“sayap”nya. Sirip ikan terbang berbentuk simetris berjumlah satu pasang sehingga disebut monoplanes, sedangkan yang berjumlah dua pasang disebut biplanes. Ciri morfologi lain dari ikan terbang adalah bentuk ekor seperti huruf ‘V’ yang berguna sebagai landasan saat terbang maupun kembali ke permukaan air.

3. Kemampuan Ikan Terbang

Kemampuan khusus ikan terbang ini bertujuan untuk adaptasi dan menghindari predator di perairan seperti ikan tuna, ikan marlin, ikan pedang, dan ikan karang. Ikan terbang biasanya cukup berkamuflase dengan perairan dalam untuk menyembunyikan diri dari predator. Apabila persembunyiannya terbongkar, maka ikan terbang langsung berenang dengan kecepatan tinggi ke permukaan dan menghentakkan ekornya lalu mengepakkan siripnya untuk terbang. Sirip ini mengepak sebanyak 50-70 kali untuk menimbulkan gerakan aerodinamis dan dapat terbang dengan kecepatan maksimal 72 km/jam. Rata-rata ikan terbang monoplanes hanya bisa melaju dengan kecepatan 25 km/jam. Ikan terbang dalam sekali mengambil loncatan dapat menjangkau jarak hingga 400 meter karena juga keterbatasan kemampuan bertahan di udara tanpa bernafas yang hanya dapat dilakukan 40 detik. Saat kembali ke permukaan perairan, ikan terbang menggunakan ekornya sebagai landasan dan akan bersiap terbang kembali dengan segera apabila masih terdapat ancaman predator. Cara ekor tersebut dilakukan dengan mengambil masuk ke perairan sejenak lalu menghentakkan beberapa kali di permukaan dan dilanjutkan kembali mengepakkan sirip untuk terbang.

4. Reproduksi Ikan Terbang

Ikan terbang selama di dalam perairan mencari sumber makanan berupa fitoplankton, ikan kecil dan golongan udang-udangan kecil. Metode reproduksi ikan terbang dan proses pemijahan terjadi di luar tubuh induk dengan meletakkan telur-telur pada rumput laut, sarang-sarang di daerah periferal dan batuan karang yang tersembunyi dari predator. Setelah meletakkan telur pada daerah aman, induk akan meninggalkan telur dan dibiarkan selama 24-48 jam untuk menetaskan larva ikan terbang. Larva ikan terbang selanjutnya akan hidup mandiri bersama kelompoknya dengan mencari makan tanpa bantuan induk dan akan beranjak dewasa kurang lebih 18-24 bulan untuk mencapai kematangan seksual. Ikan terbang dalam sekali masa hidup dapat mencapai usia 4-5 tahun. Pemanfaatan ikan terbang selain sering ditangkap dalam bentuk dewasa oleh nelayan, juga nilai ekonomi telur ikan terbang yang sangat tinggi sehingga sering pula dikonsumsi.

Ikan Terbang
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly