Kelinci Belang Sumatera atau Kelinci Sumatera atau Kelinci Sumatera Telinga Pendek yang dalam bahasa latin disebut Nesolagus netscheri adalah salah satu jenis kelinci liar yang merupakan satwa endemik Sumatera. Binatang ini diyakini sebagai satu-satunya ras kelinci yang asli Indonesia.

Kelinci Belang Sumatera (Nesolagus netscheri) yang asli Indonesia ini sangat langka dan hanya ditemukan di beberapa kawasan di pulau Sumatera. Saking langkanya, sejak teramati secara langsung pada tahun 1972, kelinci belang sumatera baru dua kali teramati kembali yakni pada tahun 2000 dan 2007 itupun melalui hasil rekaman camera trap. Sehingga praktis selama 30 tahun terakhir, kelinci asli Indonesia ini belum sekalipun dapat ditemui secara langsung.

Selain dikenal sebagai Kelinci Belang Sumatera, satwa bernama latin Nesolagus netscheri ini sering disebut juga sebagai Kelinci Sumatera Telinga Pendek dan Kelinci Sumatera. Dalam bahasa Inggris, binatang asli Indoneia ini disebut sebagai Sumatran Striped Rabbit, Sumatran Rabbit, dan Sumatran Short-eared Rabbit.

Satu-satunya kerabat terdekat Kelinci Belang Sumatera adalah Annamite Striped Rabbit (Nesolagus timminsi) yang ditemukan di Pegunungan Annamite (perbatasan Laos dan Vietnam) pada tahun 1999.

Ciri-ciri dan Kebiasaan

Kelinci Belang Sumatera mempunyai ukuran panjang tubuh sekitar 40 cm dan berat sekitar 1,5 kg. Bulu Nesolagus netscheri berwarna coklat kekuningan dengan garis warna hitam yang membujur sepanjang tubuhnya. Sedangkan bulu di bagian perutnya berwarna putih.

Di sekitar mata dan sisi kepala di bagian belakang mata hingga pangkal telinga berwarna hitam. Ciri khusus Kelinci Belang Sumatera adalah ukuran telinganya yang lebih pendek dari pada ukuran telinga kelinci lainnya. Ekor kelinci asli Indonesia ini juga berukuran lebih pendek dengan warna bulu coklat kemerahanan.

Kelinci Sumatera merupakan binatang nokturnal yang lebih sering beraktifitas di malam hari. Yang unik dari satwa asli Indonesia ini adalah kebiasaan bersembunyi di dalam lubang atau liang bekas binatang lain bukannya lubang yang digalinya sendiri.

Seperti kelinci lainnya, kelinci liar ini merupakan hewan herbivora yang menyukai pucuk daun muda dan tangkai tanaman yang rendah.

Habitat, Populasi, dan Ancaman

Kelinci Belang Sumatera (Nesolagus netscheri) merupakan binatang endemik Sumatera. Habitatnya adalah hutan-hutan tropis di beberapa gunung di pulau Sumatera seperti Gunung Kerinci, Gunung Barisan, dan Gunung Leuser. Binatang ini mendiami kawasan pada ketinggian antara 600-1600 meter dpl.

Populasi hingga Nesolagus netscheri saat ini tidak diketahui dengan pasti namun diduga keras sangat langka di habitat aslinya. Penampakan langsung (dengan mata telanjang) terakhir kali pada tahun 1972. Setelah itu baru teramati dua kali pada tahun 2000 dan 2007 itupun melalui kamera pengintai (camera trap) yang dipasang di wilayah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Sejak tahun 2008, Kelinci Belang Sumatera oleh IUCN Redlist, dimasukkan dalam status konservasi “Vulnerable” (Rentan) meskipun pernah didaftarkan sebagai “Critically Endangered” (Kritis) pada tahun 1996 dan “Endangered” (Terancam) (1994).

Ancaman terbesar kepunahan ras kelinci asli Indonesia ini berasal dari rusaknya hutan sebagai habitat alami yang banyak dibuka menjadi lahan pertanian, terutama teh, kopi dan kakao. Selain itu juga seforestasi hutan akibat kebakaran hutan.

Akankah kelinci liar asli Indonesia ini menjadi sekedar dongeng buat anak cucu kita?. Hanya kepedulian kitalah yang bisa menjawabnya.

Klasifikasi ilmiah

  • Kerajaan: Animalia
  • Filum: Chordata
  • Kelas: Mammalia
  • Ordo: Lagomorpha
  • Famili: Leporidae
  • Genus: Nesolagus
  • Spesies: Nesolagus netscheri.
  • Nama Binomial: Nesolagus netscheri (Schlegel, 1880). Nama Indonesia: Kelinci Sumatera, Kelinci Belang Sumatera, Kelinci Sumatera Telinga Pendek.