Ayam hitam atau yang sering disebut Ayam Cemani selalu dikaitkan dengan kekuatan mistis. Konon, ayam jenis ini menyimpan kekuatan mistis yang kebenarannya masih diragukan namun hingga detik-detik ini tetap dipercayai oleh sebagian masyarakat Indonesia. Kerap kita mendengar Ayam Cemani sering dijadikan tumbal dalam ritual tertentu seperti ruwatan, pelaris, pengobatan, tumbal bangunan serta ritual lainnya.

Mitos Ayam Cemani untuk Sesajen dan Pelaris

Selain diyakini sebagai pembawa hoki atau keberuntungan, Cemani juga dapat digunakan sebagai tumbal atau sesajen, sebab daging, tulang, serta darahnya yang berwarna hitam. Karena semua organ tubuhnya yang hitam, maka Ayam Cemani menjadi sangat digemari oleh bangsa jin, iblis, dedemit dan makhluk halus lainnya sebagai makanan kesukaan. Konon, pada zaman kerajaan tempo dulu, Ayam Cemani biasa digunakan oleh para raja, jawara, pendekar, bahkan oleh para dukun dan orang pintar lainnya sebagai syarat sesajen untuk penguasaan ilmu tertentu supaya ilmu kesaktiannya bisa tercapai. Selanjutnya, secara turun temurun mitos mistis Ayam Cemani yang pada zaman dahulu kerap dijadikan sebagai tumbal dan sesajen tertentu, masih terpelihara hingga sekarang. Ayam hitam ini biasa dijadikan tumbal sebagai pelaris dan pengobatan untuk seseorang.

Mitos Ayam Cemani Kesukaan Jin

Selain sebagai ritual ayam hitam juga memiliki darah hitam yang menurut mitos, hal itu yang membuat bangsa jin, hantu dan mahluk halus lainnya suka dengan ayam hitam ini sebagai santapannya. Ayam hitam juga di gunakan sebagai pelengkap kekuatan mistik biar lebih sempurna. Selain itu ayam Hitam disebut sebut juga ayam cemani yang di mana cemani itu berasal dari bahasa jawa kuno yaitu hitam legam. Semua hitam termasuk darah beserta dagingnya. Ayam cemani ini juga banyak di cari oleh orang indonesia untuk ritual sesajen atau untuk ritual gaib.