Lebih dan 400 Juta ekor kambing yang ada di dunia menempati posisi unik di antara ternak-ternak ruminansia lain. Sekitar 90% kambing tersebar di Asia dan Afrika. Hewan ini sangat unik, menarik dan sangat mudah untuk dipelihara. Pakannya dapat menggunakan bahan yang tidak biasa dikonsumsi ternak lain. Ternak ini sangat efisien mengubah pakan berkualitas rendah menjadi produk bernilai tinggi seperti daging, kulit, susu, dan bulu.

Bisnis ternak memang menjanjikan. Selama permintaan protein hewani masih tinggi, selama itu pula ternak hewan akan selalu memiliki peluang. Meskipun ternak kambing bukanlah prioritas pemerintah dalam swasembada daging 2014, namun usaha yang satu ini tetap rnenarik untuk dilirik. Kambing merupakan hewan/ternak komoditas yang menguntungkan, di mana kambing dapat menghasilkan produk daging dan hasil olahan lainnya. Permintaan akan konsumsi daging yang tinggi membùka potensi usaha cukup besar dalam prospek pengernbangan usahà peternakan kambing.

Perkembangan Ternak Kambing Etawa dan Lokal

Dalam sejarah perkembangannya, para petani dan masyarakat sudah sejak lama beternak kambing sebagai usaha sampingan atau sumber tabungan, karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksinya (baik daging, susu, kotoran, maupun kulitnya) relatif mudah. Harga daging kambing memang tidak semahal daging sapi, tetapi perawatan budi daya ternak kambing jauh lebih sederhana daripada sapi. Selain itu, modal ternak kambing juga jauh lebih murah dan segi bibit, pakan ternak, dari biayá kesehatan. Sangat jarang kita temukan adanya peternak kambing di Indonesia yang merugi lnilah salah satu alasan beternak kambing menjad peluang usaha yang menjanjikan.

Fakta di lapangan rnenunjukkan bahwa dari hari ke hari, daging kambing semakin menjad favorit masyarakat Begitu pula dengan susu kambing. Kedua komoditi yang dihasilkan oleh kambing ini semakin tinggi tingkat permintaannya. Bahkan, sampai hari ini, permintaan pasar yang tinggi itu tidak mampu tercukupi sepenuhnya. Itu artinya ada peluang sangat cerah dari bisnis ternek kambing, mengingat permintaan pasar yang begitu besar.

Dalam beternak kambing potong, teman-teman tidak harus menjual kambing hidup ke pasar. Tetapi, akan lebih menguntungkan lagi jika teman-teman menjualnya dalam bentuk daging. Penjualannya pun sangat mudah karena banyaknya konsumen yang memburu daging kambing. Di setiap kota, telah berdiri ratusan hingga ribuan warung makan (baik skala kecil, menengah, maupun premium) yang menyajikan menu daging kambing, baik diolah menjadi sate kambing maupun gulai kambing. Oleh karena itu, teman-teman dapat menjadikannya sebagai target pasar dari peternakan.

Coba bayangkan, jika di satu kotà saja teman-teman dapat – memasok daging kambing ke lebih dari seratus warung dan setiap warungnya membutuhkan 5 kg/hari, berapa keuntungan yang akan teman-teman peroleh? Cukup besar pastinya. Belum dari hotel yang secara kontinu menggunakan kambing sebagai menu andalannya. Jadi, bisa dipastikan bahwa kambing tidak pèrnah kehilangan pasarnya walau tidak dalam suasana han raya Qurban, tinggal bagaimana teman-teman beternak kambing sebaik mungkin sehingga kualitasnya diakui oleh para penampung.

Sama halnya dengan daging, susu kambing pun dapat menjadi alternatif bagi teman-teman. Positifnya, jika teman-teman memelihar kambing perah untuk diambil susunya, teman-teman juga dapat menjual dagingnya. Artinya, ada dua keuntungan yang dapat teman-teman peroleh dari ternak kambing jenis ini, yakni susu sekaligus dagingnya (belum lagi kulit dan kotorannya). Bukankah ternak kambing ini sangat menggiurkan?

Kelebihan Ternak Kambing Etawa dan Lokal

Kelebihan lain dan bisnis kambing adalah tidak perlu menunggu lama bagi kambing untuk memasuki usia dewasa. Dalam dua tahun, seekor kambing betina dapat beranak hingga tiga kali. Bayangkan profit yang bisa teman-teman dapatkan. Usaha ternak kambing banyak ditekuni masyarakat pedesaan karena kambing adalal, hewan yang tahan banting. Selain dapat beradaptasi dengan segala iklim, mereka juga tidak mudah terserang penyakit. Bandingkan dengan sapi yang sedikit- sedikit mudah terkena diare.

Untuk hari raya Idul Adha saja, bisa dipastikan jutaan kambing laris diburu masyarakat. Pasar permintaan daging kambing juga masih terbuka lebar. Selain itu, susu dan kotoran kambing juga dapat dipasarkan dalam bentuk susu kambing dan pupuk kandang. Bahkan, banyak pula yang baru setahun menekuni usaha ternak kambing, hasilnya sudah kentara. Seorang peternak besar bahkan berani berinvestasi sebesar 300 juta rupiah untuk membeli kambing unggulan, di antaranya kambing etawa, boer, dan saanen. Tentunya, tidak semua dipasarkan sebagai pedaging, hanya etawa jantan dan boer.Jenis etawa betina dan saanen dipasarkan dalam bentuk susu kambing.

Selain itu, teman-teman juga dapat mencari untung dengan mengikutkan kambing pada sebuah kontes kambing. Selain dapat mendongkrak nama teman-teman dalam bisnis kambing, harga kambing pun dapat terangkat dan diincar banyak orang. Selain ketiga jenis kambing tersebut, Kambing kacang adalah ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia. Kambing kacang juga banyak menyihir para peternak kambing untuk mengembangbiakkannya. Mengapa? Sebab, bobot pada kambing jantan bisa mencapai 25 kilogram, sedangkan kambing betina seberat 20 kilogram. Kambing kacang juga memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi alam setempat serta memiliki daya reproduksi sangat tinggi. Kambing kacang jantan dan betina sama-sama tipe kambing pedaging.

Potensi Penghasilan Ternak Kambing Etawa dan Lokal

Produksi kambing sangat singkat dan mudah. Dalam usia 8 bulan, seekor kambing sudah dapat diperah susunya dan diolah. Sedangkan untuk pedaging, usia satu tahun sudah dapat disembelih dan dipasarkan dagingnya. Rata-rata produksi susu kambing perah adalah 20 liter per ekor. Sedangkan, daging masih harus menghitung umur kambing dahulu sebelum dipasarkan. Seekor kambing etawa berusia 6 bulan lebih dengan tinggi 60 cm dapat dijual dengan harga 1 juta rupiah, Pejantan super usia delapan bulan dapat dijual seharga 1,5 juta rupiah. Sedangkan, etawa berusia di atas satu tahun dapat dipatok harga 2,5 juta rupiah. Puncaknya, pada usia siap kawin, seekor kambing dengan tinggi 95cm dapat menembus harga 5 juta rupiah per ekor. Menggiurkan, bukan?

Keuntungan lain yang dapat diperoleh dengan beternak kambing adalah adanya pemanfaatan kotoran kambing sebagai pupuk kandang. Pupuk kandang ini dapat digunakan petani sebagai pupuk untuk sawah mereka, sehingga petani sekaligus peternak sama-sama mendapatkan keuntungan.

Ingat, jangan main-main dalam berbisnis ternak kambing. Dalam hal pemberian pakan pun teman-teman harus betul-betul memperhatikannya tidak sembarang daun dan tumbuhan bisa diberikan. Kebanyakan, para peternak kelas atas menggunakan daun mahoni dan ampas tahu sebagai pakan. Jika sulit didapat, teman-teman bisa berkonsultasi dengan dinas peternakan setempat. Bila perlu, teman-teman panggil dokter hewan setiap bulan untuk mengecek kesehatan dan pertumbuhan kambing. Bisnis kambing memang gampang-gampang susah. Bagi pemula diperlukan ketelatenan dan kesabaran untuk dapat berhasil. Selain itu, diperlukan juga hitung-hitungan yang matang sebelum menekuni bisnis ini. teman-teman juga dapat berpartisipasi aktif dalam membentuk sentra peternakan kambing di tiap-tiap daerah sehingga nama teman-teman akan semakin berkibar.