Hewan dalam kelas serangga ini masih satu keluarga dengan Buprestidae dengan nama latin Chrysochroa fulminans. Seranga ini dikenal dengan nama Samber lilin (warga sunda) atau Samber iler (warga jawa). Chrysochroa fulminans memiliki ukuran tubuh 3-10 cm, 6 kaki dan 2 antena di kepalanya, ia memiliki sayap yang berbuku serta lebih keras di bagian luar/atas sayapnya, serta yang menjadikan ciri khasnya adalah warna dari tubuhnya yaitu hijau metalik kemerahan dan violet (seperti aurora). Pola warna-warni serangga ini bukan berasal dari absorbsi melainkan dari refleksi cahaya. Kerjanya persis seperti pantulan cahaya diatas permukan compact disk.

Samber Lilin atau Samber Iler suka berada di pohon-pohon yang tidak terlalu banyak daunnya atau pohon yang daunnya sedang gugur. Serangga ini sering di jumpai pada pohon waru dan kapuk di musim kemarau.

Samber Lilin atau Samber Iler jantan bersuara nyaring hampir mirip seperti suara tonggerek, kemungkinan hal ini dilakukan untuk memanggil pasangannya. Serangga ini berkembangbiak dengan cara yang unik. Tempatnya berlangsung di akar kayu, batang pohon mati, ranting, maupun daun atau rerumputan. Jika perkembangbiakannya di pohon yang masih hidup mereka berubah menjadi hama terhadap tanaman pokok (parasit).

Samber Lilin atau Samber Iler Susah ditemukan

Di Indonesia sendiri saat ini sangat sulit menemukan binatang ini, meskipun belum termasuk punah karena masih adanya orang yang memperjualbelikan binatang ini. Banyak yang beranggapan binatang ini mampu menghasilkan kemampuan magis, sehingga hewan ini terus diburu oleh warga lokal.

Minim sekali informasi akan hewan ini. Sepertinya belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya, namun ada yang memberikan nama pada hewan ini dari berbagai Negara selain Indonesia yang berarti ditemukan juga di negaranya.