Terdapat banyak spesies tupai terbang, salah satu yang cukup terkenal adalah Southern Flying Squirrel/Glaucomys volans. Nama Glaucomys volans sendiri berasal dari bahasa Yunani ( Glauko = abu-abu, mys = tikus, volans = terbang) yang jika diartikan adalah tikus abu-abu yang bisa terbang.

Meskipun demikian, tupai terbang sebenarnya tidak bisa terbang seperti burung. Hanya satu mamalia yang benar-benar dapat terbang, yaitu kelelawar. Tupai terbang hanya bisa melayang (glide) dari satu pohon ke pohon lainnya ataupun meluncur dari pohon ke tanah tanpa harus mengalami cedera. Kemampuan melayang mereka cukup mengagumkan, pernah tercatat mampu menempuh jarak hingga 90 meter jauhnya. Tupai terbang menggunakan pergelangan tangan mereka sebagai kemudi, sedangkan ekor berbulu mereka digunakan untuk keseimbangan dan rem sebelum pendaratan. VIDEO : Tupai Terbang

Tupai terbang memiliki bulu sangat tebal dengan mata gelap yang sangat besar, karena tupai terbang adalah hewan nokturnal (aktif saat malam). Di bagian sisi tubuh mereka di antara kaki depan dan kaki belakang terdapat membran tipis seperti kulit ditutupi bulu yang digunakan untuk melayang.

Keluarga tupai terbang memiliki banyak jenis yang tersebar di dunia. Diketahui terdapat 15 genus tupai terbang : Aeretes, Aeromys, Belomys, Biswamoyopterus, Eoglaucomys, Eupetaurus, Glaucomys, Hylopetes, Iomys, Petaurillus, Petaurista, Petinomys, Pteromys, Pteromyscus, dan Trogopterus. Yang terbesar adalah spesies tupai terbang berbulu (Eupetaurus cinereus).

Habitat Tupai Terbang

Habitat tupai terbang beragam tergantung jenis dan penyebarannya. Untuk Glaucomys volans biasanya ditemukan di selatan dan timur Amerika Serikat. Di Indonesia, tupai-tupai terbang tersebar di hampir semua pulau-pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa. Hylopetes winstoni (Sumatran Flying Squirrel) adalah tupai terbang asli Indonesia yang mendiami hutan pulau Sumatera.

Tupai terbang membuat sarang di lubang-lubang di pohon berbatang besar, biasanya pohon mati. Di dalam lubang tersebut, tupai terbang suka meletakkan daun dan ranting untuk membuat sarang mereka lebih nyaman dan hangat. Tidak jarang tupai terbang menggunakan sarang burung pelatuk yang sudah ditinggalkan sebagai sarang baru mereka. Tupai terbang memiliki kebiasaan sering berpindah-pindah dari sarang satu ke sarang lain dan suka berbagi sarang dengan tupai terbang lainnya (5-7 tupai terbang dalam 1 sarang). Kebiasaan berbagi sarang ini kemungkinan ada hubungannya dengan sistem pertahanan mereka dalam menjaga suhu tubuh selama musim dingin, karena tupai terbang tidak melakukan hibernasi, mereka tetap bangun dan aktif mencari makan di musim dingin sekalipun. Namun ada kalanya dimana cuaca buruk saat musim dingin, tupai terbang akan membatasi aktivitas mereka di malam hari.

Makanan Tupai Terbang

Tupai terbang adalah hewan nokturnal, mereka aktif saat malam. Tupai terbang lebih sering melayang di malam hari karena mereka tidak mahir melarikan diri dari burung pemangsa yang berburu di siang hari. Alasan lainnya adalah tupai terbang dapat dengan mudah mencari makanan di malam hari, karena indera penciuman mereka sangat tajam.

Makanan tupai terbang di alam liar antara lain: buah-buahan, kacang-kacangan, jamur, telur burung, dan serangga (ngengat). Sumber makanan utama tupai terbang adalah truffle, jamur langka yang merupakan jamur termahal di dunia. Saat pasokan makanan rendah, tupai terbang akan menyimpan lumut dan biji-bijian sebagai cadangan makanan mereka.

Siklus Hidup Tupai Terbang

Tupai terbang berkembang biak sekali setahun biasanya di bulan Mei atau Juni. Masa kehamilan tupai terbang sekitar 40 hari dimana jumlah anak yang dilahirkan antara 2-6 ekor. Sejak dilahirkan, anak-anak tupai terbang akan dirawat dan dilindungi oleh induk betina mereka hingga mereka mampu meninggalkan sarang. Induk jantan tidak berpartisipasi dalam mengasuh keturunan mereka. Anak tupai terbang terlahir gundul, mata tertutup, dengan kulit berwarna merah transparan. Berat bayi tupai terbang berkisar antara 3-6 gram dengan panjang 60 mm. Setelah 2 minggu berat mereka akan bertambah menjadi 10-15 gram. Sekitar usia 4 minggu, mata anak tupai sudah mulai terbuka dan tubuh mereka sudah sepenuhnya ditumbuhi bulu dengan berat badan 25 gram dan panjang 15 cm. Di minggu-minggu selanjutnya, anak tupai mulai berlatih melompat dan melayang. Setelah 7 minggu tupai terbang remaja sudah bisa melayang hingga 1,8 m, dan akan benar-benar mandiri setelah berusia 12 minggu.Tupai terbang akan dewasa secara seksual sekitar 1-2 tahun dan siklus kembali berulang.

Predator Tupai Terbang

Dengan kemampuan rakun memanjat dan mengendap-endap, mengharuskan tupai terbang harus sering berpindah-pindah sarang agar tidak dimangsa. saat terdampar di tanah, kucing rumah menjadi salah satu predator utama tupai terbang

berkamuflase sebagai cabang pohon membuat tupai terbang harus berhati-hati memilih tempat pendaratan mereka di pohon jika tidak mau berakhir di perut ular

saat di udara pun tupai terbang tidak sepenuhnya aman karena banyak burung pemangsa yang memiliki kemampuan terbang dan manuver yang jauh lebih baik yang siap memangsa mereka

Perbedaan Tupai Terbang dan Sugar Glider

Saat ini, tupai terbang dan sugar glider banyak diperdagangkan sebagai hewan peliharaan. Meskipun memiliki tampilan fisik yang mirip: mata besar, bagian perut berwarna putih, dan membran di sisi tubuh yang dapat digunakan untuk melayang, tupai terbang dan sugar glider adalah berasal dari 2 subclass berbeda, mereka hanya berkerabat jauh bukan satu keluarga. Tupai terbang masuk dalam subclass hewan berplasenta, yaitu hewan yang semasa janin berkembang dalam plasenta di dalam tubuh induknya. Sedangkan sugar glider masuk dalam subclass marsupalia (hewan berkantung), sama halnya seperti kangguru dan koala, dimana janin dikeluarkan dari tubuh sang induk dengan ukuran sangat kecil untuk selanjutnya berkembang dan menyusui di dalam kantong induknya.