Sebagian besar pemilik burung telah mendengar bahwa penting untuk memantau kotoran teman berbulu mereka untuk tanda-tanda penyakit. Namun, mungkin sulit untuk menentukan dengan tepat apa yang “normal” dalam hal kotoran burung. Ini mungkin tampak menjijikkan, tetapi menganalisis kotoran burung untuk warna, tekstur, dan faktor lainnya dapat membantu menjaga kesehatan hewan peliharaan kamu.

Daftar isi konten dalam artikel ini

1. Warna

Kotoran burung yang sehat dapat menampilkan berbagai warna dan masih dianggap “normal”. Burung kemungkinan besar mengkonsumsi berbagai jenis buah dan sayuran segar, banyak biji yang berbeda, dan berbagai pelet multi-warna. Pewarna makanan dalam pelet ini, dikombinasikan dengan warna alami dari makanan segar yang dimakan burung, secara alami akan menghasilkan warna pelangi pada kotorannya.

Namun, jika kamu memperhatikan bahwa kotoran burung tiba-tiba berubah warna, itu bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang parah yang memerlukan perhatian dokter hewan segera.

2. Tekstur

Tekstur kotorannya juga akan bervariasi berdasarkan makanan burung. Namun, ada beberapa hal yang perlu diingat saat menganalisis kotoran burung untuk memastikan kesehatannya.

Untuk satu hal, tetesannya tidak boleh terlalu basah atau terlalu kering. Aturan praktis yang baik adalah bahwa kotoran harus mendekati meniru konsistensi pasta gigi. Waspadai kotoran yang sangat gelap atau tampak “keras”, karena ini bisa menjadi tanda pendarahan internal, yang memerlukan perawatan dokter hewan segera.

3. Bau

Secara umum, kotoran burung akan menghasilkan sedikit atau tidak berbau sama sekali. Kotoran yang tampak terlalu bau bisa menjadi indikasi infeksi, masalah usus, atau jenis penyakit lainnya. Ini bukan untuk mengatakan bahwa kamu harus turun dan mengendus kotoran.

Sebaliknya, perhatikan saat burung buang air, dan apakah ada aroma yang tercium di sekitar kandang. Jika hidung kamu mendeteksi sesuatu yang tidak “benar” tentang baunya, mungkin ada baiknya untuk menghubungi dokter hewan untuk evaluasi.

4. Adanya Cairan

Tidak seperti mamalia dan jenis hewan lainnya, kotoran burung biasanya tidak padat. Sebaliknya, harus ada cukup banyak cairan dalam kotoran burung yang sehat, karena anatomi burung tidak memiliki mekanisme terpisah untuk menghilangkan limbah cair dari tubuh mereka.

Sebaliknya, urin dan feses dikeluarkan secara bersamaan. Urin dalam kotoran burung biasanya muncul sebagai cairan berwarna putih pucat dan biasanya terdiri dari sekitar 30 sampai 50 persen dari volume kotoran.

Kotoran Burung Merpati
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Kotoran Burung Merpati

5. Ukuran dan Jumlah

Seperti yang diharapkan, volume kotoran burung akan relatif terhadap ukuran burung yang memproduksinya. Dengan kata lain, burung kecil akan menghasilkan kotoran yang lebih kecil, dan burung yang lebih besar akan menghasilkan kotoran yang lebih besar.

Tergantung pada makanannya, diharapkan ada sedikit variasi dalam jumlah kotoran yang normal untuk burung tertentu, tetapi setiap perubahan drastis dalam ukuran atau frekuensi kotoran burung harus dicatat dan dilaporkan ke dokter hewan. Sekali lagi, perhatikan kotoran burung saat membersihkan kandangnya akan memberikan gambaran terbaik tentang kesehatan burung peliharaanmu.