Burung Kedasih tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Quran. Beberapa orang percaya bahwa burung Kedasih mungkin merujuk pada salah satu jenis burung yang dikenal sebagai “burung keledai” atau “burung kicauan” yang disebutkan dalam Al-Quran, seperti yang tercantum dalam ayat berikut:

“Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami selalu bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhanmu berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Dan Allah mengajarkan kepada manusia (cara) memakai baju dari kulit, dan memberi manfaat kepada manusia dengan binatang-binatang yang berjalan di atas bumi, dan air yang Allah turunkan dari langit, lalu dengan air itu Allah hidupkan bumi yang mati sesudah kematiannya, dan tersebar di bumi itu segala macam binatang ternak. Dan Kami keluarkan dari perut bumi minyak bumi (untuk dijadikan) lampu (yang menyala), dan Kami keluarkan dari perut bumi minyak wangi yang bermanfaat bagi manusia, serta Kami keluarkan dari perut bumi minyak bumi (yang lain) yang digunakan sebagai pelumas. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. 2:30-34)

Namun, karena tidak ada informasi yang pasti mengenai burung Kedasih dalam Al-Quran, tidak bisa dikatakan dengan pasti apa yang dimaksud dengan burung Kedasih dalam Al-Quran.

Konteks Burung dalam Al-Quran

Dalam Al-Quran, burung sering disebutkan dalam konteks-konteks yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa contoh konteks di mana burung disebutkan dalam Al-Quran:

  1. Sebagai makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah: “Dan Kami jadikan untukmu (sebahagian) dari apa yang telah Kami ciptakan, hewan-hewan ternaka, yang kamu naiki dan sebagian dari mereka kamu makan.” (QS. 40:79)
  2. Sebagai salah satu sumber makanan bagi manusia: “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang beriman, (yakni) tempat-tempat beristirahat yang sejahtera yang di dalamnya terdapat burung-burung dengan sayap-sayap yang terlipat; tidak ada sesuatupun yang merugikannya.” (QS. 16:69)
  3. Sebagai makhluk hidup yang merupakan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah: “Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” Dan (ingatlah) tatkala Musa berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu menyakiti diri sendiri, padahal sesungguhnya Allah telah mengalirkan kepadamu nikmat yang banyak dari langit dan bumi? Sesungguhnya di dalam (pemberian) itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir.” Dan (ingatlah) tatkala kamu berada di bukit itu lalu kamu merasa takut (akan kehancuran) dan kamu merasa cemas. Maka datanglah kepadamu (wahyu) dari Tuhanmu dengan dua macam makhluk yang sejahtera yang salah satunya (berwujud) burung yang mengembangkan sayapnya. Maka menjadikan Tuhanmu (sebagai penolong) bagimu dengan kekuatan yang tidak terbatas.” (QS. 5:12-14)