Mamalia memiliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan, paling luar adalah epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis. Epidermis biasanya terdiri atas 30 lapis sel yang berfungsi menjadi lapisan tahan air. Sel-sel terluar dari lapisan ini sering terkelupas, epidermis bagian paling dalam sering membelah dan sel anakanya terdorong ke atas (ke arah luar). Bagian tengah, dermis, memiliki 15-40 kali dibanding epidermis. Dermis terdiri dari berbagai komponen seperti pembuluh darah dan kelenjar. Hipodermis tersusun atas jaringan adiposa dan berfungsi untuk menyimpan lemak, penahan benturan, dan insulasi. Ketebalan lapisan ini bervariasi pada setiap spesies.

Nah berikut merupakan 5 Jenis Mamalia Atau Primata yang Ada dan Dilindungi di Indonesia :

1. Orang utan

Orang utan menggendong anak
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Orang utan menggendong anak

Orang utan mencakup dua sub-spesies, yaitu orang utan sumatra (pongo abelli) dan orang utan kalimantan (pongo pygmaeus). Orang utan memiliki hubungan kerabat yang dekat dengan manusia dengan tingkat kesamaan dna sebesar 96,4 persen.

Orang utan memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor. Dengan tinggi sekitar 1,25-2,5 meter, tubuh orang utan diselimuti rambut merah keclokatan. Mereka mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi.

Saat mencapai tingkat kematangan seksual, orang utan jantan memiliki pelipis yang gemuk pada kedua sisi, ubun-ubun yang besar, rambut menjadi panjang dan tumbuh janggu di sekitar wajah. Mereka mempunyai indra yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba.

Berat orang utan jantan 50 sampai 90 kilogram, sedangkan orang utan betina beratnya sekitar 30 sampai 50 kilogram. Telapak tangan mereka mempunyai empat jari mereka juga memiliki sususan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia.

Orang utan termasuk dalam kategori kera besar seperti gorila dan simpanse. Kategori kera besar masuk dalam klasifikasi mammalia, memiliki ukuran otak yang besar, mata yang mengarah kedepan, dan tangan yang dapat melakukan genggaman.

Orang hutan saat ini hanya ada di sumtra dan kalimantan, diwilayah asia tenggara. Karena tempat tinggalnya merupakan hutan yang lebat, maka sulit untuk mempekirakan jumlah populasi yang tepat. Di borneo populasi orang utan diperkirakan lima puluh lima ribu individu. Di sumatra, jumlah nya diperkirakan sekitar dua ratus individu. Hal ini terjadi karena adanya pembukaan lahan yang berlebihan.

Orang utan sumatra telah masuk dalam klasifikasi terancam punah (critically endangered) dalam daftar IUCN. Populasinya menurun drastis di mana pada tahun 1994 jumlahnya mencapai lebih dari 12.000, tetapi pada tahun 2003 menjadi sekitar 7.300 ekor. Data pada tahun 2008 melaporkan bahwa diperkirakan jumlah orang utan sumatra di alam liar hanya tinggal sekitar 6.500 an ekor.

Secara historis, orang utan ditemukan di wilayah hutan lintas sumtra, tetapi sekarang terbatas hanya didaerah sumatra utara dan provinsi aceh. Habitat yang sesuai untuk orang utan saat ini hanya tersisa sekitar kurang dari 900.000 hektare di pulau sumatra.

Saat ini orang utan akan menjadi spesies kera besar yang pertama punah di alam liar. Penyebab utamanya adalah berkurangnya habitat dan perdagangan hewan. Ancaman terbesar yang tengah di alami orang utan adalah habitat yang semakin sempit karena kawasan hutan hujan yang menjadi tempat tinggalnya dijadikan sebagai lahan kelapa sawit,pertambangan, dan pepohonan di tebang untuk di ambil kayunya. orang utan kehilangan 80 persen wilayah habitatnya dalam waktu kurang dari 20 tahun. Tak jarang mereka juga dilukai dan bahkan dibunuh oleh para petani dan pemilik lahan karena dianggp sebagai hama. Jika seekor betina orang utan ditemukan dengan anaknya, maka induknya akan dibunuh dan anak nya diambil dan di perdagangkan hewan ilegal.

2. Owa Jawa

Owa Jawa
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Owa Jawa

Kera ini hidup dalam kelompok kecil semacam keluarga inti, terdiri dari psangan hewan jantan dan betina , dengan satu atau dua anaknya yang masih belum dewasa. Owa jawa merupakan pasangan yang setia, Rata-rata owa jawa betina melahirkan atau membuahi anak hanya sekali dalam 3 tahun. Dengan masa mengandung 7 bulan. Anak-anaknya disusui hingga usia 1tahun 6 bulan, dan terus bersama keluarganya sampai dewasa, yang dicapai pada umur sekitar 7 hingga 8 tahunan. Owa muda kemudian akan memisahkan diri dan mencari pasangan sendiri.

Owa jawa adalah hewan diurnal dan arboreal sepenuhnya hidup diatas tajuk pepohonan. Terutama memakan buah-buahan, daun dan bunga-bungaan, kelompok kecil owa jawa menjelajahi kanopi hutan dengan cara memanjat dan berayun dari satu pohon ke lain pohon dengan mengandalkan kelincahan dan kekuatan lengannya. Berat tubuhnya rata-rata sekitar 8 kg.

Spesies ini hanya didapati di bagian barat pulau jawa, yakni dihutan-hutan dataran rendah dan hutan pegunungan bawah. Penyebaran paling timur adalah wilayah gunung slamet serta jajaran pegunungan dieng sebelah barat di wilayah pekalongan.

Owa jawa tergolong salah satu primata yang paling terancam kepunahan. Organisasi konservasi dunia IUCN, memasukannya kedalam kategori genting, dengan peluang sebesar 50 persen bahwa hewan ini akan punah dalam satu dekade mendatang. Ancaman kepunahan terutama datang dari hilangnya habitat akibat pembukaan hutan untuk berbagai keperluan. Disamping itu anak-anak owa kerap ditangkapi (jika perlu dengan harus membunuh induknya terlebih dahulu) dan hasilnya untuk diperjualbelikan dipasar gelap sebagai hewan timangan bergengsi.

Di indonesia owa jawa telah dilindungi oleh undang-undang perlindungan binatang liar semenjak tahun 1931.

3. Rusa Bawean

Rusa Bawean
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Rusa Bawean

Rusa bawean adalah sejenis rusa yang saat ini hanya ditemukan di pulau bawean di tengah laut jawa, Pulau ini termasuk dalam kabupaten gresik, provinsi jawa timur, indonesia. Spesies rusa bawean ini tergolong langka dan dinyatakan sebagai salah satu mamalia diindonesia yang terancam punah oleh IUCN. Populasi rusa bawean diperkirakan hanya tersisa 300 ekor di alam bebas. Rusa bawean hidup dalam kelompok kecil yang biasanya terdiri atas rusa betina dengan anaknya atau jantan yang mengikuti betina untuk kawin. Mereka tergolong hewan nokturnal atau aktif dimalam hari untuk mencari makan.

Tinggi rusa bawean jantan dilaporkan sekitar 60-70 cm. Panjang ekor 20cm. Panjang dari kepala dan tubuh 140cm. Bobot dewasa 50-60 kg. Rusa bawean ini berwarna coklat. Pejantannya memiliki tanduk bercabang tiga yang dapat tumbuh besar dan panjang sekitar 25-57 cm. Tanduknya rusa bawean berfungsi untuk memenangkan betina pada musim kawin.

4. Binturung Sumatra

Binturong Sumatra
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Binturong Sumatra

Binturung adalah sejenis musang bertubuh besar dan kekar, anggota suku viverridae. Binturung ini berbulu lebat bertampang mirip seperti beruang yang berekor panjang, sementara juga berkumis lebat dan panjang seperti kucing.

Binturung yang berekor besar panjang dan bertubuh besar. Panjang kepala dan tubuh anatara 60-90 cm, ditambah dengan ekornya antara 50-90 cm. Beratnya binturung ini sekitar 60-14 kg, bahkan bisa sampai 20kg. Ketika lahir bintung memiliki berat rata-rata sekitar 142 gram dan matanya masih tertutup.

Rambutnya lebat, panjang dan kasar, berwarna hitam seluruhnya atau kecoklatan, dengan taburan uban keputih-putihan atau ke merah-merahan. Pada masing ujung-ujung telinga terdapat seberkas rambut yang memanjang . Ekor berambut lebat dan panjang, Terutama dibagian mendekati pangkal, sehingga membuat terkesan gemuk. Ekor binturung bisa digunakan untuk berpegangan pada dahan.

Binturung masuk dalam hewan dengan status terancam punah karena adanya akibat penurunan jumlah populasi yang diperkirakan lebih dari 40% selama 18 tahun terakhir. Spesies ini termasuk dalam satwa yang dilindungi yang diatur dalam undang-undang no. 7 tahun 1999.

5. Kus-kus beruang

Kus Kus
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Kus Kus

Kuskus Beruang adalah salah satu dari dua jenis mamalia berkantung, endemik pulau sulawesi yang dapat ditemui di cagar alam tangkoko batu angus, yang merupakan salah satu kawasan konservasi yang ada di sulawesi utara. Kuskus beruang merupakan salah satu jenis satwa mamalia endemik yang dilindungi di indonesia. Kuskus beruang merupakan satwa arboreal yang hidup di tajuk pohon dan jarang terlihat berjalan diatas tanah. Daun-daun merupakan komponen utama dalam pakan kuskus beruang, sehingga satwa ini lebih menyukai tempat yang ditumbuhi pohon-pohon sebagai habitatnya. Kuskus beruang dapat di temukan di hutan basah dataran rendah tropis yang tidak terganggu. Kuskus beruang juga merupakan spesies diurnal (beraktifitas di siang hari), dan sifatnya arboreal dan sering ditemukan saling berpasangan. Makanan dari kuskus beruang ini terdiri dari berbagai macam daun-daunan.

Saat ini populasi kuskus beruang terus menurun dan terancam punah, karena terjadinya perburuan dan perdagangan liar hewan ilegal. Dan disamping itu juga sebagian hutan habitat aslinya kuskus beruang telah mengalami kerusakan akibat pembukaan hutan untuk area pertanian dan pemukiman penduduk.