Kalau kamu memiliki burung merpati, pasti kamu pernah melihat merpati peliharaanmu memakan kerikil bukan ? Nah, mengapa burung merpati suka makan kerikil ? Apakah itu tidak berbahaya bagi pencernaan merpati ?

Seperti yang kita tahu, merpati adalah bangsa burung. Dan burung tidaklah memiliki gigi untuk mengunyah makanan. Mereka hanya memiliki paruh sebagai penggantinya. Dan makanan akan langsung ditelan bulat-bulat ke dalam perutnya.

Alasan ilmiah Merpati makan batu atau kerikil

Kebiasaan memakan kerikil cenderung dimiliki oleh jenis burung yang memakan biji-bijian keras. Kamu tentu tahu kalau merpati itu suka makan biji jagung kan ? Nah, kerikil-kerikil yang dimakan ini akan membantu sistem pencernaan si merpati dalam ‘mengunyah’ biji-bijian yang keras tersebut.

Biji-bijian yang dimakan akan disimpan di dalam tembolok. Sedangkan proses pencernaan baru akan terjadi di dalam lambung pengunyah atau empedal. Selama proses penggilingan makanan bersama kerikil, kelenjar di dalam lambung akan mengeluarkan getah yang membantu supaya makanan cepat tergerus.

Makanan yang sudah lunak tersebut, naik ke lambung merpati, sedangkan kerikil akan tetap berada di empedal dan otomatis dikeluarkan melalui kloaka. Kerikil biasanya akan disimpan hingga beberapa waktu sampai merpati merasa tubuhnya membutuhkan kerikil yang baru.

Dalam organ pencernaannya, merpati memiliki gizzard atau ampela yang dilapisi oleh karatin yaitu sejenis kulit yang sangat tebal. Lapisan ini akan melindungi organ pencernaan merpati supaya tidak luka akibat gesekan-gesekan kerikil tadi. Maka dari itu, merpati kebal makan kerikil.