Ampas tahu, tumpukan sisa nasi, limbah kulit kacang hijau, limbah singkong parut (onggok), ampas kelapa dan masih banyak jenis limbah alami yang bisa dimanfaatka sebagai pakan hewan. Selain harga yang murah, di daerah tertentu jumlah limbah ini memang terbilang cukup banyak. Oleh karena itu, kita harus bisa menyiasati peluang dan memanfaatkan bahan limbah pakan alami tadi supaya tidak mudah basi.

Ampas tahu bisa bertahan hingga 1 minggu atau bahkan hingga 1 bulan, hal itu sangat mungkin terjadi dan tak terlalu sulit untuk dilakukan.

Pakan alami memang mudah rusak atau terdekomposisi atau berbau tidak enak atau basi. Namanya juga bahan alami yang tanpa pengawet, wajar saja kalo pada hari kedua sudah tak enak baunya. Dengan sedikit pengetahuan, maka kita akan mampu mengawetkan berbagai macam jenis pakan alami yang ditujukan untuk hewan kesayangan.

Bahan untuk Fermentasi Makanan Ternak

Berikut alat dan bahan yang diperlukan:

1. Ember plastik /drum plastik

Semua wadah tertutup rapat yang terbuat dari plastik ataupun kayu barrel bisa dipergunakan. Hindari penggunaan seng, ataupun wadah yang berbahan dasar besi.

2. Bakteri atau Mikroba

Bisa gunakan Em4, air cucian beras, yakult, tempe, tape dan semua jenis makanan yang dibuat dengan jalur fermentasi. Mereka (bakteri atau mikroba) akan kita pergunakan sebagai pasukan pengurai yang akan membuat pakan alami tetap aman dan tidak basi. Nantinya aroma yang dihasilkan adalah berupa aroma tape atau semacam aroma kecut + mint yang menyengat ketika terhirup.

3. Glukosa

Mulai dari molase (tetes tebu/ air dari limbah gula tebu), gula pasir, gula merah ataupun buah yang mengandung banyak glukosa (nanas, pisang, apel, mangga, dll) bisa dipergunakan. Glukosa akan difungsikan sebagai makanan bakteri atau mikronba ketika mengolah limbah pakan.

4. Sudah Itu saja

Tak perlu terlalu banyak yang kita butuhkan jika hanya untuk membuat pakan alami dari limbah bisa bertahan lama tanpa basi. Dengan bantuan bakteri atau mikroba, sebuah cara fermentasi menjadi jalan keluarnya.

Cara Memproses Pakan Fermentasi

Fermentasi yang kita akan lakukan bersifat anaerob atau tanpa udara atau akan dilakukan dalam wadah tertutup. Tujuannya adalah agar bakteri buruk yang ada di udara bebas tidak mengkontaminasi atau mengganggu bakteri yang kita sedang gunakan.

Sebagai contoh, apakah kita pernah menemui tape ketan ataupun tape singkong yang kita letakan dalam toples jadi basi? Air nira kelapa, apakah akan basi ketika diletakan lama dalam botol tertutup? Mereka justru akan semakin awet dan akan akan terus menghasilkan gas selama masih terdapat gula glukosa di dalamnya.

Sama halnya dengan yang akan kita lakukan pada limbah pakan alami untuk hewan ternak kita. Limbah-limbah alami tadi akan kita fermentasi agar umurnya lebih panjang dan tetap aman ketika diberikan sebagai pakan ternak.

Urutan Dalam Melakukan Fermentasi

1. Mempersiapkan Limbah Alami

Peras kering limbah alami yang sudah kita dapatkan. Intinya sampai air sudah tidak menetes atau becek. Pemberian dedak bekatul murni bisa membantu mengurangi kandungan air yang masih terlalu banyak.

2. Proses Pengadukan

Kita akan mencampur segala macam limbah alami yang akan kita kita awetkan dengan cara fermentasi. Bisa berupa nasi sisa (belum basi atau benyek), ampas tahu, onggok, kulit kacang hijau dan lain-lain. Letakan mereka semua ke dalam ember besar agar lebih mudah saat proses pengadukan.

3. Pemberian Mikroba atau Bakteri

Setelah semua bahan tercampur rata, periksa kembali kandungan airnya. Jika saat diremas sudah tidak terdapat air yang menetes dan bahan mudah terurai kembali, maka kita sudah siap berikan mikroba ke dalamnya. Namun, jika dirasa masih terlalu lembek karena banyaknya kandungan air, maka menambahkan dedak bekatul murni bisa jadi solusi.

Mikroba butuh air saat bergerak, oleh karena itu kondisi bahan yang kondisinya kering harus dihindari. Cukup dengan kondisi lembab (bukan becek) akan membantu mempermudah mikroba melakukan multiplikasi (menjadi banyak).

4. Pemberian Glukosa (gula)

Campurkan glukosa dalam bentuk cair atau yang sudah dicairkan ke dalam bahan tadi. Tak perlu takaran, anggap saja bahan 1liter butuh 3-5 sendok gula pasir. Jumlah glukosa yang cukup akan mempercepat proses fermentasi, sebaliknya jika kekurangan glukosa maka progres fermentasi akan lambat terjadi.

5. Tutup Rapat

Setelah semua tercampur dengan rata, maka saatnya memindahkan mereka semua ke dalam wadah yang mampu ditutup rapat. Bisa gunakan ember cuci yang memiliki tutup, drum plastik atau jenis wadah plastik lainnya yang dirasa lebih mudah.

Proses fermentasi yang pertama kalinya akan berlangsung cukup lama. Sekitar 1-2 minggu. Kita bisa periksa dengan cara membuka tutupnya dan hirup perubahan aromanya setiap hari. Jika semakin tercium aroma tape atau semacam roti hangat, maka proses fermentasi sedang berlangsung.

Wadah fermentasi sebaiknya dijauhkan dari panas matahari. Proses fermentasi sendiri akan menghasilkan suhu hangat, jika ditambah panas matahari maka mikroba di dalamnya terganggu aktifitasnya.

Pakan Fermentasi Sebagai Pakan Hewan

Setelah dua minggu atau setelah aromanya tidak terlalu kuat, maka memberikan pakan fermentasi ke hewan ternak sudah bisa dilakukan. Pemberian pakan fermentasi secara murni sebaikya tidak dilakukan. Proses penyesuaian terhadap aroma yang baru tetap butuh dilakukan.

Campur saja dengan bahan yang masih murni atau belum terfermentasi. Nantinya, setelah ternak sudah terbiasa kita tambahkan persentase pakan fermentasinya.  Semua butuh proses, seperti halnya kita yang terbiasa minum air bening dan pertama kali meminum sprite, seperti itu kira-kira yang lidah hewan akan rasakan.