Burung perkutut (Geopelia striata) adalah salah satu jenis burung merpati yang terdapat di Indonesia dan Asia Tenggara. Burung ini memiliki ukuran tubuh yang kecil, dengan panjang sekitar 20-22 cm dan berat sekitar 80-100 gram. Burung perkutut memiliki bulu yang halus dan warna yang beragam, tergantung pada subspesiesnya.

Di Indonesia, burung perkutut sering dipelihara sebagai burung hias atau untuk dijadikan sebagai burung aduan dalam perlombaan perkutut. Selain itu, burung perkutut juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi karena dagingnya yang lezat dan telurnya yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi.

Lalu burung perkutut juga sering disebut sebagai pembawa rejeki menurut budaya jawa. Apa alasannya? Apa ciri perkutut pembawa rejeki? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

Alasan burung perkutut disebut pembawa rejeki

Kepercayaan bahwa burung perkutut merupakan pembawa rejeki atau keberuntungan dalam budaya Jawa mungkin berasal dari beberapa faktor berikut:

  1. Suara yang merdu: Burung perkutut memiliki suara yang merdu dan indah. Suara ini dianggap sebagai suara yang menyenangkan dan membawa keberuntungan bagi pemiliknya.
  2. Sifat setia pada pasangan hidup: Burung perkutut dikenal sebagai burung yang setia pada pasangan hidupnya. Sifat ini dianggap sebagai contoh yang baik dalam hubungan manusia, dan diyakini dapat membawa keberuntungan dalam kehidupan rumah tangga.
  3. Keindahan fisik: Burung perkutut memiliki bulu yang indah dan warna yang menarik. Keindahan ini dianggap sebagai suatu keberuntungan bagi pemiliknya.
  4. Kegiatan lomba perkutut: Di Jawa, terdapat kegiatan perlombaan perkutut yang sangat populer. Lomba perkutut biasanya diadakan pada acara peringatan hari besar, seperti pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia atau peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam perlombaan tersebut, para pemilik perkutut memamerkan burung-burung mereka dan bersaing untuk menentukan burung terbaik. Kemenangan dalam perlombaan ini dianggap sebagai suatu keberuntungan atau rejeki bagi pemilik burung.

Namun, perlu diingat bahwa kepercayaan tentang burung perkutut sebagai pembawa rejeki atau keberuntungan hanyalah suatu kepercayaan atau tradisi tertentu, dan tidak memiliki dasar ilmiah yang jelas. Oleh karena itu, pandangan ini harus dipandang dengan hati-hati dan tidak boleh dijadikan patokan utama dalam memandang burung.

Ciri perkutut pembawa rejeki

Perkutut atau burung merbuk adalah burung yang dianggap sebagai pembawa rejeki atau keberuntungan menurut kepercayaan masyarakat Jawa. Berikut ini beberapa ciri-ciri perkutut pembawa rejeki menurut budaya Jawa:

  1. Warna bulu: Perkutut yang dianggap sebagai pembawa rejeki memiliki warna bulu yang cerah dan bersih. Biasanya, bulu burung ini berwarna putih, kecoklatan, atau kehitaman dengan corak yang jelas.
  2. Suara: Suara perkutut yang dianggap membawa rejeki adalah suara yang kuat dan merdu. Biasanya, suara perkutut ini juga berirama dan memiliki nada yang konsisten.
  3. Gerakan: Perkutut yang dianggap sebagai pembawa rejeki memiliki gerakan yang lincah dan lemah lembut. Biasanya, burung ini memiliki gerakan yang halus dan elegan saat terbang maupun saat berdiri di atas cabang.
  4. Cara mengepakkan sayap: Perkutut yang dianggap membawa rejeki memiliki cara mengepakkan sayap yang cepat dan ringan. Gerakan sayapnya terlihat sangat teratur dan terkoordinasi, sehingga membuat burung ini terlihat sangat anggun dan indah.
  5. Lingkungan hidup: Perkutut yang dianggap sebagai pembawa rejeki biasanya ditemukan di lingkungan yang bersih dan sehat, seperti di tepi hutan atau di pekarangan rumah yang terjaga kebersihannya.

Namun, perlu diingat bahwa pandangan tentang burung sebagai pembawa rejeki atau keberuntungan adalah suatu kepercayaan atau tradisi tertentu, dan tidak memiliki dasar ilmiah yang jelas. Oleh karena itu, pandangan ini harus dipandang dengan hati-hati dan tidak boleh dijadikan patokan utama dalam memandang burung.