Selain lebah, kupu-kupu, nyamuk, lalat dan kecoa, capung atau sibar-sibar termasuk kelompok serangga yang paling dikenal. Hewan ini mudah dikenali dari bentuk tubuhnya yang khas. Kepalanya bulat dengan sepasang mata majemuk yang sangat besar.

Ciri Fisik Capung

Capung terbang mengandalkan dua pasang sayap yang tipis dan transparan. Sayap ini berbentuk seperti bilah baling-baling yang permukaannya diperkuat jalinan pembuluh darah dengan struktur yang rumit. Perutnya lentur berbentuk bulat memanjang seperti tongkat atau jarum.

Berdasarkan bentuk tubuhnya, capung terbagi menjadi dua kelompok, yaitu capung biasa (dragonflies) dari subordo anisoptera dan capung jarum (damselflies) dari subordo zygoptera.

Capung biasa memiliki mata majemuk yang besar dan letaknya sangat berdekatan di bagian depan kepala. Sedangkan capung jarum memiliki mata yang terpisah cukup jauh dan terletak di samping kepala.

Abdomen capung jarum sangat ramping dan panjang dibanding capung biasa. Saat hinggap, capung biasa cenderung menekuk sayapnya ke arah bawah. Sedangkan capung jarum melipat sayap ke atas secara vertikal.

Capung jantan dan betina memiliki tampilan berbeda. Pejantan umumnya lebih menyolok dengan sayap dan tubuh berwarna indah. Sebaliknya,capung betina tampak lebih suram. Jantan lebih agresif dan bersifat teritorial untuk melindungi wilayah kekuasaannya dari capung lain.

Warna menyolok pejantan menjadi modal utama untuk memikat betina saat masa kawin. Sebaliknya, betina berwarna lebih suram untuk berkamuflase menghindarkan diri dari serangan pemangsa. Inilah sebabnya mengapa capung betina lebih sulit dijumpai dibanding capung jantan yang senantiasa terbang mengontrol wilayah teritorinya.

Bermodalkan dua pasang sayap yang tipis namun kuat, capung mampu bergerak sangat cepat serta bermanuver dengan gesit di udara.

Makanan dan Habitat Capung

Serangga penerbang ini dikenal sebagai karnivor pemburu ulung dengan tingkat keberhasilan perburuan hingga 97%. Dalam dunia hewan, tak ada satu pun jenis predator lain yang mampu menyaingi kemampuan berburu melebihi capung

Sebagian besar mangsa capung juga berasal dari kelompok serangga seperti agas, wereng, rayap, nyamuk dan lalat. Bahkan, beberapa jenis capung tertentu menjadikan capung lainnya sebagai santapan.

Dalam ekosistem di kawasan tropis dan subtropis, capung berperan penting dalam mengendalikan populasi serangga yang menjadi hama di lahan-lahan pertanian.

Capung memiliki daur hidup yang unik. Fase larvanya (nimfa) dihabiskan selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun di dalam perairan yang bersih. Setelah cukup besar, nimfa akan keluar dari air dan terus bertumbuh hingga menjadi capung dewasa yang ditakdirkan menguasai udara.

Kebutuhan akan habitat yang spesifik menjadikan capung sebagai indikator yang baik bagi lingkungan yang sehat. Larva capung sulit berkembang di perairan tercemar. Selain itu, capung juga tidak bisa hidup di habitat yang bising dengan kondisi tanah, air dan udara tercemar berat.

Sejatinya, capung termasuk kelompok serangga terbang pertama yang ada di bumi. Sisa-sisa jasad capung purba yang telah membatu menunjukkan bahwa hewan ini setidaknya telah muncul sejak jaman karbon (sekitar 360-290 juta tahun yang lalu).

Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah spesies capung tertinggi di dunia. Dari total 5.680 spesies capung di dunia, Indonesia memiliki 1.126 jenis capung yang termasuk dalam 18 suku dan 167 genera.

Dari jumlah tersebut 433 jenis diantaranya termasuk capung biasa (anisoptera) dan 693 spesies termasuk capung jarum (zygoptera). Dengan demikian, seperlima (20%) spesies capung dunia hidup dan berbiak di Indonesia.

Penggunaan pestisida di sawah-sawah, pencemaran (tanah, air, udara) dan alih fungsi lahan membuat capung semakin sulit dijumpai di Indonesia. Mirisnya lagi, monitoring dan riset tentang capung masih jarang dilakukan.

10 Jenis Capung yang Ada Di Indonesia

Untuk membantu sahabat mengenal lebih dekat jenis-jenis capung, pada edisi kali ini, Cakrawala menampilkan sepuluh spesies capung dari suku Libellulidae yang paling umum, mudah ditemukan dan tersebar luas di Indonesia. Semoga bermanfaat.

1. Brachydiplax chalybea (Rufous-backed Marsh Hawk)

Rufous-backed Marsh Hawk
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Capung berukuran kecil hingga sedang (rentang sayap belakang 23-26 mm). Jantan berwarna abu-abu putih kebiruan dengan perut (abdomen) yang lebar. Sayap transparan dengan jaring-jaring pembuluh darah berwarna hitam. Pangkal sayap berwarna kuning gelap. Sepertiga bagian dari ujung abdomen berwarna hitam.

Tubuh bagian atas betina berwarna kuning kecoklatan bercampur hitam dengan bercak abu-abu. Sedangkan perut bagian bawah berwarna kuning gelap keabu-abuan dengan beberapa garis hitam tebal membujur di sepanjang abdomen. Stigma/pterostigma pada ujung sayap atas berwarna hitam.

Capung ini sering ditemukan di tambak-tambak (empang), kolam, saluran air, kawasan mangrove, lahan terbuka, rawa, danau kecil serta daerah perairan lainnya. Sifat teritorial pejantan sangat kuat. Aktifitas kawin umumnya dilakukan saat menjelang siang atau tengah hari. Brachydiplax chalybea tersebar luas di Asia tropis mulai dari India hingga Jepang dan ke selatan hingga Indonesia.

2. Brachythemis contaminata (Ditch Jewel)

Ditch Jewel
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Termasuk jenis capung berukuran kecil hingga sedang (rentang sayap belakang 20-24 mm). Jantan dewasa berwarna jingga terang yang indah dengan sepasang mata majemuk besar berwarna coklat hijau kekuningan. Sayap transparan dengan semburat warna kuning kecoklatan di bagian tengah. Pterostigma berwarna kemerahan.

Betina berwarna kuning dengan sepasang mata majemuk kecoklatan yang besar. Tubuh belakang bagian atas didominasi warna jingga dibelah satu garis hitam membujur yang diapit sepasang garis berwarna kuning. Sayap bersih transparan dengan pterostigma berwarna kuning.

Capung ini dapat ditemukan di sepanjang tepian tambak, danau, sungai dan saluran air hingga elevasi 1.500 m dpl. Sangat menyukai daerah perairan yang arusnya mengalir lambat atau berlumpur dengan banyak tumbuhan air.

Cukup toleran dengan lingkungan perairan tercemar. Seringkali bergerombol di spot favorit di sekitar vegetasi tumbuhan yang disukai. Aktif sepanjang hari hingga matahari tenggelam.

Tersebar luas dan mudah ditemukan di kawasan Asia Timur hingga Asia Tenggara termasuk Indonesia. Uniknya, capung jenis ini tidak ditemukan di Kalimantan.

3. Crocothemis servilia (The Scarlet Skimmer)

The Scarlet Skimmer
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Capung berukuran sedang hingga besar (rentang sayap belakang 31-33 mm). Pejantan memiliki tampilan sangat menyolok dengan warna merah scarlet di seluruh tubuhnya. Sayap transparan dengan pterostigma berwarna hitam. Pangkal sayap juga memiliki semburat warna merah scarlet.

Betina berwarna kuning kecoklatan dengan sayap transparan. Pada pangkal sayap terdapat semburat warna kuning kecoklatan. Pterostigma berwarna hitam. Sepanjang median tubuh belakang bagian atas terdapat garis hitam tebal membujur terutama pada C. s. servilia. Pada subspesies C. s. mariannae, garis hitam ini tidak ditemukan.

Habitat utama capung ini adalah area terbuka yang telah terganggu serta lahan pertanian khususnya di sawah-sawah yang ditanami padi. Capung ini juga dapat ditemukan di tambak-tambak (empang), rawa air tawar dan payau, saluran air, sungai hingga danau. Capung ini tersebar luas di Asia timur dan Asia tenggara termasuk Indonesia. Diintroduksi ke Hawaii dan Florida (USA) serta Jamaica.

4. Diplacodes trivialis (Ground Skimmer)

Ground Skimmer
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Capung berukuran kecil (rentang sayap belakang 22-24 mm). Betina berwarna hijau kekuningan seperti loreng tentara. Sayap transparan dan bersih tanpa semburat warna lain. Pterostigma berwarna hitam. Ujung abdomen hitam dengan ruas abdomen kuning kehijauan dan hitam.

Jantan muda memiliki warna tubuh dan sayap serupa capung betina. Seiring bertambahnya usia, warna pejantan akan berubah menjadi biru keabu-abuan. Salah satu ciri khas dari capung ini adalah bagian ujung analnya (cercus dan epiproct) yang berwarna putih kekuningan.

Capung ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan yang beriklim kering sehingga dapat hidup pada rentang habitat yang luas dan bervariasi. Capung ini dapat ditemukan di rawa-rawa terbuka, sungai dangkal, waduk, danau, tepian hutan, lereng dan puncak gunung, pekarangan rumah di desa, sawah, ladang, kebun, saluran irigasi, hingga taman-taman di perkotaan.

Diplacodes trivialis termasuk salah satu jenis capung yang paling umum di kawasan tropis dan subtropis Asia. Capung ini tersebar luas mulai dari India, China, Jepang, seluruh kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia hingga Papua Niugini dan Australia.

5. Neurothemis stigmatizans (Painted Grass Hawk)

Neurothermis stigmatizans
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Neurothemis adalah marga capung bersayap merah kecoklatan yang menyolok. Capung ini tersebar luas di Asia mulai dari India, Asia timur, Asia tenggara termasuk Indonesia hingga Papua Niugini, Australia dan pulau-pulau kecil di Samudera Pasifik.

Beberapa anggota marga Neurothemis yang ditemukan di Indonesia adalah Neurothemis ramburii, N. terminata, N. fluctuans dan N. stigmatizans. Wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan menyebabkan penyebaran capung Neurothermis menjadi lebih spesifik. N. ramburii dan N. terminata misalnya terkonsentrasi di Indonesia barat seperti Sumatera, Jawa dan Kalimantan.

Sebaliknya, N. stigmatizans absen dari Indonesia barat dan mulai ditemukan  di Sulawesi, Maluku, Papua hingga Australia Utara. Beberapa jenis capung Neurothermis memiliki pola warna serupa sehingga sulit dibedakan di alam. Untuk membedakan jenisnya, sampel capung harus ditangkap menggunakan sweeping net atau di foto menggunakan kamera.

Neurothermis ramburii merupakan jenis capung yang tersebar paling luas dan mudah ditemukan di Indonesia. Capung ini ditandai dengan pola warna merah coklat di sayap yang ujungnya mencapai setengah dari pterostigma. Pada bagian sayap yang transparan terdapat sedikit semburat warna pink.

6. Orthetrum sabina (Green Marsh Hawk)

Green Marsh Hawk
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Orthetrum sabina dikenal sebagai spesies capung paling umum di Asia. Sibar-sibar berwarna hijau kekuningan dengan strip hitam ini tersebar luas mulai dari Afrika utara, Eropa tenggara, Asia tengah, selatan dan timur, Asia tenggara termasuk Indonesia, Australia hingga Kepulauan Mikronesia.

Sepintas, Orthetrum sabina mirip dengan Ground skimmer Diplacodes trivialis betina. Namun ukuran O. sabina lebih besar. Abdomen juga lebih ramping dengan ujung menggembung seperti tongkat baseball. Pada ujung abdomen terdapat strip hitam yang panjang dan tebal.

Berbeda dengan Diplacodes trivialis, jantan dan betina Orthetrum sabina sulit dibedakan kecuali dengan mengamati posisi kawinnya atau memeriksa organ reproduksi terutama untuk mengetahui ada tidaknya telur pada ujung abdomen betina.

Orthetrum sabina menyukai daerah terbuka dengan ragam habitat yang bervariasi mulai dari danau atau rawa-rawa dengan vegetasi air melimpah, sungai, tepi hutan, kebun, ladang, sawah, saluran air, pekarangan rumah hingga taman-taman di perkotaan.

Capung ini dikenal sebagai predator buas yang memangsa capung dan jenis serangga lain yang ukurannya lebih kecil. Orthetrum sabina lebih sering ditemukan hinggap berlama-lama di ranting semak-semak yang kering. Beberapa jenis capung dalam marga Orthetrum memiliki warna yang indah diantaranya adalah Orthetrum glaucum dengan abdomen abu-abu, Orthetrum pruinosum dengan kombinasi warna dada abu-abu dan abdomen merah.

Orthetrum luzonicum berwarna abu-abu terang dengan mata biru muda serta Orthetrum testaceum yang menyolok dengan warna tubuh merah jingga. Capung-capung ini berukuran besar dan cukup umum ditemukan di Indonesia.

7. Pantala flavescens (Globe Skimmer)

 

globe skimmer
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Pantala flavescens dikenal sebagai jenis capung yang memiliki penyebaran paling luas di bumi. Capung ini umum ditemukan di hampir semua daerah tropis dan subtropis di dunia.

Luasnya sebaran capung ini disebabkan karena Pantala flavescens mampu melakukan perjalanan migrasi multigenerasi hingga mencapai jarak 18.000 km. Individu capung ini mampu bermigrasi sejauh 6000 km yang tercatat sebagai pergerakan terjauh yang dapat dilakukan oleh serangga.

Pantala flavescens termasuk jenis capung peluncur yang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan melayang-layang pada ketinggian 2-6 meter di udara. Untuk keperluan ini, capung dilengkapi dengan sayap yang panjang dan lebar terutama sayap belakang.

Capung ini didominasi warna kekuningan dengan sayap transparan. Mata majemuknya sangat besar dengan bagian atas berwarna coklat dan bagian bawah berwarna abu-abu.

Jantan dan betina sangat sulit dibedakan. Pada betina, bagian pangkal abdomen bawah berwarna pucat keputihan. Sedikit bercak coklat ditemukan pada ujung sayap pejantan.

Keberadaan telur atau posisi kawin dapat digunakan untuk memastikan status jantan betinanya. Berbeda dengan jenis hewan lainnya, pada capung,  posisi jantan saat kawin berada di depan sedangkan betina berada di belakang.

Jantan akan memegang bagian belakang betina dengan ujung abdomennya. Sedangkan betina akan membengkokkan ujung abdomennya ke depan untuk menerima sperma dari pejantan.

Pantala flavescens hidup di daerah terbuka, seperti padang rumput, kebun, sawah dan rawa-rawa yang dekat dengan perairan dan memiliki vegetasi. Capung ini terbang melayang tak kenal lelah dan jarang hinggap di darat. Berburu nyamuk, rayap dan serangga kecil lainnya.

8. Potamarcha congener (Yellow-tailed Ashy Skimmer)

Yellow-tailed Ashy Skimmer
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Capung  besar yang cantik ini cukup umum dan tersebar luas di Asia mulai dari India, China, Vietnam, Indonesia hingga Australia.

Jantan berwarna abu-abu kebiruan dengan abdomen kuning hitam. Sedangkan betina berwarna kuning dengan abdomen kuning hitam. Sayap transparan dengan venasi berbentuk jaring-jaring yang terlihat jelas.

Potamarcha congener  umumnya menyukai habitat terbuka terutama di sekitar perairan yang ditumbuhi vegetasi seperti danau, rawa, empang dan sawah-sawah. Makanannya terdiri dari berbagai jenis serangga-serangga kecil.

9. Rhyothemis phyllis (Yellow-striped Flutterer)

Yellow-striped Flutterer
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Rhyothemis dikenal sebagai marga capung berukuran kecil dengan sayap berwarna-warni yang indah. Pada beberapa spesies, tampilan capung ini saat terbang menyerupai kupu-kupu sehingga kerap menipu mata pengamat. Sayap belakang umumnya tumbuh melebar diselubungi campuran bermacam warna menyolok yang kontras dan indah.

Salah satu jenis capung marga Rhyothemis yang umum ditemukan adalah Rhyothemis phyllis. Capung ini tersebar luas di kawasan berhutan, rawa-rawa terbuka dan daerah perairan bervegetasi di seluruh Asia tenggara termasuk Indonesia, juga di Taiwan hingga Australia utara.

Jantan umumnya berwarna hitam dengan sayap transparan. Pada pangkal sayap belakang totol-totol yang sangat jelas berwarna hitam dan kuning yang tersusun sedemikian rupa. Warna sayap ini menyerupai warna hitam kuning pada lebah. Sayap bagian depan transparan dengan sedikit bercak totol hitam.

10. Trithemis aurora (Crimson Marsh Glider)

Crimson Marsh Glider
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Trithemis aurora termasuk jenis capung yang indah. Tubuh pejantan didominasi warna merah jambu (pink). Sayap transparan dengan sapuan semburat warna merah jambu pada jaringan pembuluh vena yang cantik.

Pada pangkal sayap terdapat bercak coklat pink. Pterostigma berwarna hitam. Mata sangat besar, menonjol bulat seperti bola dengan warna pink mengkilap.

Penampilan betina lebih sederhana dengan tubuh didominasi warna kuning kecoklatan dengan strip hitam. Mata besar seperti pejantan namun berwarna coklat berkilap. Sayap transparan dengan pangkal sayap memiliki bercak kuning kecoklatan.

Warna betina ini menyerupai capung betina dari spesies Brachytermis contaminata. Namun, warna pterostigma hitam dan bercak kuning coklat pada pangkal sayap menjadi pembedanya. Pada betina Brachytermis contaminata, pterostigma berwarna kuning terang dengan sayap transparan yang bersih tanpa bercak.

Trithemis aurora tersebar luas di India dan Asia tenggara termasuk Indonesia. Capung ini dapat ditemukan di perairan yang memiliki banyak tumbuhan air seperti kolam, danau, rawa-rawa, sungai-sungai kecil dan saluran air yang mengalir lambat.

Demikian postingan Cakrawala tentang jenis-jenis capung yang umum ditemukan di Indonesia. Terima kasih atas perhatian sahabat semua. Semoga wabah virus Corona cepat berlalu. (Tammat).