Usaha beternak jangkrik sempat marak pada beberapa tahun lalu.Maklum, dari hasil penjualan telur dan jangkrik dewasa, peternak bisa meraup omzet hingga puluhan juta rupiah. Tapi, bisnisnya sempat meredup lantaran harganya tidak stabil. Apalagi, jika stoknya berlimpah.

Kendati bukan tergolong hewan ternak, jangkrik memiliki potensi bisnis yang menggiurkan jika dikembangbiakkan serius. Sebagai komoditas bisnis, serangga ini banyak dipasarkan untuk pakan hewan ternak, seperti, pakan burung, dan ikan. Tak hanya dagingnya, telur jangkrik juga memiliki nilai ekonomis tinggi.

So, jangan heran jika banyak kalangan yang tergiur mencicipi keuntungan dari beternak jangkrik. Salah satunya adalah Fredhi Susanto. Pria asal Blitar, Jawa Timur ini, telah meneknuni usahanya itu sejak dua tahun lalu. Eloknya, Fredhi tidak hanya memasarkan jangkrik dan telurnya di sekitar kota asalnya, tapi hingga ke luar Pulau Jawa. Dia mengirim jangkrik ke Medan, Batam, Jambi, dan Banjarmasin.

Meski permintaan di luar Jawa cukup besar, tutur Fredhi, harga jangkrik masih tidak stabil. “Harga tergantung dari ketersediaan jangkrik di pasaran dan sedikit atau banyaknya permintaan,” imbuh dia. Stok jangkrik akan menyusut saat musim pancaroba antara Juli sampai September. Saat stok jangkrik sedang langka di pasaran, harga serangga ini bisa mencapai Rp 80.000 per kilogram (kg). Tapi, jika stok sedang berlimpah, harganya hanya Rp 5.000 per kg.

Fredhi bilang, harga jangkrik justru lebih stabil untuk permintaan pasar luar negeri. Dia bercerita, seorang temannya yang biasa mengirim jangkrik umur 20 dan 40 hari yang dibekukan untuk pasar ekspor bisa mendapatkan harga beli stabil yaitu
Rp 17.000 per kg.

Berbeda dengan hewannya, telur jangkrik justru dihargai lebih tinggi di pasaran. Untuk setiap kilogram telur jangkrik, Fredhi membanderolnya Rp 300.000. Dalam 1 kg telur, terdapat ratusan ribu benih jangkrik. Saban hari, dia biasa mengirim telur jangkrik sebanyak 1-2 kg.

Fredhi mengaku, pelanggannya di Banjarmasin bisa menernakkan 63.000 jangkrik dari setengah kilogram telur yang dipasok dari tempatnya. Telur jangkrik yang dijualnya berumur 5-9 hari. Peternak jangkrik lainnya adalah Elis Sulastri, di Bandung, Jawa Barat. Dia membanderol harga jangkrik berkisar antara Rp 30.000 sampai Rp 35.000 per kg. Lantaran belum memiliki modal besar, dia hanya menjual jangkrik hasil ternaknya di sekitar Bandung, Subang dan Sumedang, Provinsi Jawa Barat.

Elis menyatakan bahwa harga jual jangkrik tidak stabil. Ketidakstabilan harga jangkrik di daerahnya lebih dipengaruhi tindakan para tengkulak atau pengepul jangkrik yang kerap mempermainkan harga. “Maka kami di Bandung membuat komunitas untuk mengantisipasi permainan harga jangkrik ini,” katanya.

Elis juga lebih mengandalkan penjualan telur jangkrik. Maklum, untuk telur jangkrik, dia mematok harga lebih mahal dari Fredhi, yakni Rp 30.000-Rp 35.000 per ons atau mencapai Rp 350.000 per kg. Alasannya, “Kualitas jangkrik di Jawa Barat lebih bagus dibandingkan jangkrik dari daerah lain, dan ini diakui sejumlah pengepul,” katanya.

Sayang, saat ini, Elis baru mampu menjual telur jangkrik sekitar 1 kg per pekan. “Saya masih terkendala dalam hal permodalan,” dalihnya. Rahmat Hidayat juga kepincut berbisnis telur jangkrik. Dengan bendera usaha Agro Jaya, pria asal Gresik, Jawa Timur, ini telah menekuni bisnis telur jangkrik sejak dua tahun silam.

Saban bulan, dia bisa menjual telur jangkrik 100 kg. Harga telur berkisar antara Rp 300.000-Rp 400.000 per kg. Alhasil ia bisa meraup omzet hingga Rp 40 juta per bulan. “Margin labanya Rp 50.000 per kg,” imbuh Rahmat.

Hanya menyediakan kandang

Beternak jangkrik itu tidak sulit. Modalnya hanya menyediakan kandang untuk menempatkan ratusan telur jangkrik. Harga pakan jangkrik tergolong murah. Tapi, jangan lupa menutup kandang dengan kain basah agar kelembapan suhu terjaga dengan baik. Selain itu, tutup rapat tempat penetasan agar telur tidak dimakan serangga lain.

Sebagai pemula, peternak jangkrik hanya memerlukan dua modal utama. Yaitu, telur jangkrik dan kandang penetasan. Harga telur jangkrik di pasaran Rp 30.000–Rp 40.000 per ons. Fredhi Susanto, seorang peternak dan penjual jangkrik asal Blitar, Jawa Timur, mengatakan beternak jangkrik sangat mudah. “Tidak perlu perawatan neko-neko,” katanya.

Berdasarkan pengalaman Fredhi, sebaiknya peternak pemula membeli telur jangkrik yang berumur di atas sembilan hari agar tingkat kesuksesan penetasan tinggi. Menurutnya, telur pada umur tersebut punya tingkat keberhasilan penetasan sampai 90%.

Kemudian untuk tempat penetasan, dia menyarankan peternak membuat kandang persegi dari bahan tripleks berukuran 240 cm x 120 cm x 60 cm. Kandang ini bisa menampung satu kilogram telur jangkrik. Fredhi menyarankan agar peternak memberi alas dari koran bekas dan menutup sambungan tripleks dengan perekat atau lakban. Untuk penutup bagian atas kandang cukup menggunakan kain kasa atau paranet.

Telur jangkrik akan cepat menetas dalam kondisi kelembapan yang cukup tinggi, sekitar 70%. Untuk mencapai kondisi ini, menurut Fredhi, peternak perlu meletakkan kain basah di atas kandang. Jika Fredhi menyarankan peternak membuat kandang, lain halnya dengan Rahmat Hidayat. Pemilik usaha Agro Jaya di Gresik, Jawa Timur, ini menyarankan peternak cukup menyediakan wadah cekung besar (baskom) berukuran sedang. Letakkan mangkuk kecil di dalam baskom untuk menampung satu ons jangkrik.

Senada dengan Fredhi, Rahmat menyebut perlunya menjaga kelembapan telur jangkrik. Rekomendasinya: menutup telur jangkrik yang ada di dalam mangkuk dengan kain basah. Di luar mangkuk, peternak menempatkan kertas sebagai alas dan menaburinya dengan aneka makanan pakan ternak. Seperti, voor halus dan berbagai sayuran: jagung muda, daun singkong, batang pepaya, dan kacang panjang. “Pasang lampu lima watt setengah meter di atas baskom,” imbuh Rahmat.

Dia mengingatkan, peternak harus memeriksa telur tiap pagi dan sore selama proses penetasan. Peternak pun mesti mengganti pakan jangkrik paling lama dua hari sekali. Pengecekan ini juga bertujuan menghindari telur dari gangguan hewan pemangsa seperti cicak, ka-dal, tokek, semut, dan lalat.

Telur jangkrik akan menetas dalam waktu tiga pekan. Setelah telur menetas dan berumur satu minggu, pindahkan jangkrik ke kandang pembesaran. Selama di dalam kandang pembesaran, baik Rahmat maupun Fredhi menyarankan agar jangkrik lebih banyak diberi makanan voor halus saja sampai siap panen.

Catatan lain dari Rahmat, berikan penerangan dalam kandang pembesaran agar jangkrik tak banyak tidur. Sehingga, hewan ini cepat besar. Kondisi terang dan banyak makanan membuat jangkrik senang makan dan tubuhnya cepat besar.