Perkutut merupakan burung yang banyak dipelihara untuk hobi dan pembawa keberuntungan, maka dari itu memelihara perkutut juga perlu mengenal terkait penyakit yang menyerang perkutut dan cara mengobatinya. Hewanpedia akan memberikan gambaran mengenai hal tersebut sebagai berikut :

1. Stress

Sebab stres diakibatkan oleh perubahan lingkungan atau iklim, terlalu lelah, makan dan minum tidak teratur, terkejut, ketakutan, mabung dan perlakuan yang buru. Burung stres membutuhkan perlakuan atau perhatian terutama terhadap kesehatan. Lebih baik tidak sering diganggu dengan memindah kadang carikan tempat yang tenang kalau perlu dengan sangkar berkerodong dengan tujuan tidak terlalu sering melihat aktifitas lingkungan dan menambah hangat.

2. Kerusakan Sebab Mekanis

Perkutut liar memiliki sifat ketakutan dengan ditunjukkan mengelepar dalam sangkar sehingga bisa merusak bulu bagian dada, punggung, ekor dan sayap terkadang sampai luka. Kesulitan ini dapat diatasi dengan menjinakkan terlebih dahulu dengan membiasakan menggantang perkutut di tempat banyak orang lewat. Saat didekati usaha jangan membuat burung terkejut dan burung mengerti maksud kedatangan kita.

3. Penyakit Kutu, Jamur atau Parasit

Bulu rontok bisa di sebabkan oleh kutu, jamur dan parasit, agar bulu bisa tumbuh normal kembali, penyebab kerontokan harus di tanggulangi terlebih dahulu. Mandikan burung secara berkala seminggu sekali dengan pususan beras agar bulu tumbuh lebih baik dan mengkitat dan sirih sebagai antibiotik. Penjemuran dipanas matahari mencegah penyakit dan menguatkan bulu tidak mudah lepas.

4. Mabung

Mabung adalah prose alamiah seluruh unggas, proses mabung dapat diketahui dengan melihat lantai sangkar berserakan bulu alus selanjutnya bulu primer (sayap/ekor) proses ini bisa berhari hari atau minggu. Proses cepat atau lambanya mabung tergantung dari kesehatan, perawatan dan makanan.

5. Pilek

Gejala pilek dengan ditunjukan ngorok, bulu berdiri, mata terpejam, hidung berlendir, bersin dan menggeleng gelengkan kepala, menggigil tidak mau nangkring. Penyebab penyakit ini karena pancaroba, kurang jemur, kandang yang lembab dan kotor. Pisahkan burung ini dari burung lainnya (karantina) agar tidak menular, lolohkan obat flu anak anak seperempat. Burung jangan di gantang terlebih dahulu bisa dehidrasi.

6. Keracunan Makanan

Jagalah pakan yang belum disajikan maupun tempat pakan dari lembab dan basah. Sifat lembab akan mempercepat jamur tumbuh lebih cepat dan merusak nutrisi pakan. Bururng yang makan berjamur berakibat sesak napas dan suara serak sebagai gejala awalnya. Jika sudah parah akan sulit diobati dengan obat dan jamu.

7. Cacingan

Perkutut yang sudah lama di pelihara biasanya jarang yang terkena cacingan. Cacingan biasanya menyerang pada burung masih muda, burung di sangkar penangkaran dan burung liar. Gejala yang timbul dari cacingan kotorannya encer dan bau sangit, Bila sudah parah akan pucat. kurus, bulu kusam dan burung tidak gesit.

Jenis cacing yang menyerang perkutut keremi, pita dan gelang. Obat herbal biji pinang muda lumatkan diplintir sebesar kacang hijau tida biji lolohkan. Dengan menggunakan combatrin sesuaikan dengan berat badan supaya tidak over dosis.

8. Mencret

Penyakit mencret timbul akbat kandang kotor, makanan dan minuman yang tercemar, atau tertular dari burung liar.Kotoran berwarna hijau besar kemungkinan terkena kolera, merah terkena berak darah, kotoran putih terkena berak kapur. Selain gejala primern dari penyakit ini bulu kusam, sayapnya ngrengeh, bulu sekitar dubur basah dan kotor. Obati segera dengan Diavit atau Teravit kapsul anti mencret khusu burung.

9. Pilar

Pilar adalah penyakit cacar pada bururng, dapat menyerang rongga mulut, paruh, muka, darah, ersendian kaki dan kelopak mata. Gejala yang tampak bintil bintil nanah daerah yang diserang biasanya tidak ditumbuhi bulu. Penyembuhan bisa dilakukan dengan mengupas dengan air hanyat daerah infeksi kemudian dioleskan menggunakan jodium tinctur. Bila sembuh dari penyakit ini burung akan mempunyai sifat kebal.

10. Berak kapur

Salmonellosis Pullorum atau yang lebih dikenal sebagai penyakit berak kapur pada ungas memang sering terjadi pada perkutut. Penyakit ini menyerang hanya pada unggas pada kandang sistem pemeliharaan intensif. Pembuangan kotoran yang dikeluarkan tidak jauh dari kandang. Gejala

 

yang nampak feses atau kotoran encer atau diare berwarna hijau, putih dan itu sebabnya disebut berak kapur, mata sayup, badan kurus dan berwarna kebiru-biruan. Sayap menjuntai ke bawah, nafsu makan turun dan pada hidung terlihat kebiruan akibatnya nafas terengah-engah. Pengobatan berikan bonispet atau trimezyn-s sesuai anjuran sangat manjur untuk mengobati berak kapur.