Pertumbuhan ikan nila dalam kolam dengan pemberian pakan secara intensif sangat tergantung dan jenis ikan nila yang dibudidayakan. Apabila ikan nila yang dipelihara berasal dan bibit yang cepat tumbuh maka diperkirakan ratar ata kenaikan berat setiap han lebih dan 2,5 g.

Namun, apabila bukan dan bibit unggul maka kemungkinan pertumbuhannya hanya 1,5 g per han dengan pembenian pakan sama. Perhitungan kebutuhan pakan ikan nila, yaitu sebagal berikut :

  1. Dalam saw kolam terdapat 1.500 ekor ikan nila berukuran 10—20 glekor.
  2. Rata-rata bobot ikan (10 + 20)/2 = 15 glekor.
  3. Perhitungan pakannya 15 x 1500 x 3% = 675 g = 0,675 kg per han. Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.

PengeIoaan pakan sangat pentng dalam budidaya ikan nifa. Biaya pakan merupakan komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% dan bobot tubuhnya setiap hari.

 1. Kolam

Pembesaran ikan nila di kolam memerlukan waktu 3—4 bulan yang dilakukan setelah kolam selesai diolah. Ikan nila diberi pakan buatan berupa pelet berkadar protein 22—25% sebanyak 3—5% berat biomasa dengan frekuensi pemberian 3—5 kali dalam sehari. Hasil panen per 1.000 m2 yaitu 
900 kg—1,2 ton.

2. Keramba Jaring Apung (KJA)

Pembesaran lkan nila juga dapat dilakukan di KJA Benih yang digunabn berukuran 7—10 g. Untuk pembesaran di KJA, umumnya ¡kan nila dipelihara diJaring ‘koior’. LuasJadng koior biasanya 7 mx 7 ni. Kedudukanjadng kolor tersebut berada di bawah Jarlng utama yang berN flan mas.

Kepadatan yangdlgunakandiJaring kolorKiAyaltu200kg,sedangkan kepadatanikan nila yang dibesarkan di kolam tanah dengan kedaiaman 1,2 ni yaitu 100—150 ekor/m2. Pemeliharaan ikan nila di KJA memedukan waktu sekltar 3—3,5 bulan dan diharaplan mencapai ukuran 4—8 elu/lcg.

Selama masa pemeliharaan, ikan nila mendapatkan pakan dari jatuhnya pelet yang diberikan untuk ikan mas yang dipelihara pada jaring di atasnya. Namun, untuk mempercepat pertumbuhan, ikan nila juga diberi pelan buatan berupa peiet dengan kadar protein 22—25% sebanyak 1% berat biomasa dengan frekuensi pembedan dua kali sehari.