1. Ikan Raja Laut atau Coelacanth

  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Ikan Raja Laut atau Coelacanth merupakan ikan purba yang banyak hidup pada 360 juta tahun yang lalu. Ikan Raja Laut yang dikenal sebagai Coelacanth kini hanya tersisa dua spesies yaitu Latimeria menadoensis (Indonesia Coelacanth) dan Latimeria chalumnae (Comoro Coelacanth). Sedangkan berbagai jenis lainnya, sekitar 120 spesies, dinyatakan telah punah dan hanya ditemukan fosilnya saja.

Coelacanth adalah jenis ikan berparu-paru yang dipercaya sebagian ahli sebagai nenek moyang tetrapoda, yaitu nenek moyang binatang yang hidup di darat termasuk manusia. Ikan Raja Laut atau Coelacanth mempunyai habitat di lautan dalam, 700 meter di bawah permukaan laut. Meskipun terkadang ikan purba ini bisa berada di kedalaman laut 200 meter.

Ikan Raja Laut (Coelacanth) telah dianggap punah pada 65 juta tahun yang silam. Ke-120 spesies hanya dikenali dari berbagai fosil yang ditemukan. Namun pada 1938, seekor Coelacanth hidup tertangkap oleh jaring hiu di Chalumna, Afrika Selatan.

Hingga tahun 1990, beberapa ekor jenis Latimeria chalumnae (Comoro Coelacanth) berhasil tertangkap di Kepulauan Komoro, perairan Afika Selatan hingga ke Madagaskar.

Pada tahun 1998, seekor Ikan Raja Laut tertangkap jaring nelayan di perairan Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara. Ikan jenis ini sebenarnya sudah umum dikenal oleh nelayan setempat namun belum terdeskripsikan hingga seorang peneliti Amerika yang tinggal di Manado, Mark Erdmann dan beberapa temannya termasuk ilmuan LIPI mempublikasikannya dan belakangan ikan raja laut ini disebut sebagai spesies baru, Latimeria menadoensis (Coelacanth Sulawesi).

2. Ikan Kepala Naga atau Fishzilla

  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Adalah Fishzilla, seekor ikan berkepala naga yang mampu hidup di darat. Ikan jenis gabus ini ditemukan di Papua Nugini. Selain memilki kepala mirip naga, ikan tersebut punya mata yang lebar, bertaring runcing dan uniknya, ikan ini bisa manjat pohon.
Seperti dilansir dari heraldsun, Jumat (9/4), Direktur Pusat Penelitian Air Tawar Australia Damien Burrows mengungkapkan bahwa ikan ini ternyata menjadi ancaman besar bagi satwa liar asli Australia. Dikhawatirkan, ikan berwajah aneh ini bisa saja memangsa ikan-ikan setempat. Ikan sepanjang satu meter yang doyan minum darah ternyata bisa hidup di lingkungan yang buruk dan bisa melakukan perjalanan darat, layaknya hewan berkaki empat lainnya.
Berikut adalah ikan-ikan yang termasuk dalam jenis Fishzilla:

1. Toman (Channa micropeltes): ikan ini tumbuh di asia dan afrika dan dapat berjalan di darat seperti ular.

2. Tiger fish (Hydrocynnus vittatus): ikan ini memiliki kekerabatan dengan piranha. Memiliki gigi yang panjang dan tajam.
3. Taimen (Hucho taimen): ikan yang termasuk langka ini tumbuh hingga 2 meter dan berbobot 105 kg.

3. Ikan Arwana Super Red

  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Ikan Arwana merupakan salah satu ikan purba yang belum punah.Studi genetik dan temuan fosil menunjukkan, ikan ini setidaknya telah hidup di bumi sejak 220 juta tahun yang lalu.Arwana termasuk ikan karnivor yang mendiami habitat sungai dan danau berair tenang.Ikan ini dapat ditemukan di Amazon, dan di beberapa bagian Afrika, Asia dan Australia.Ikan arwana (Scleropagus sp.) bisa ditemukan di perairan tawar Indonesia. Salah satu jenis Arwana adalah arwana super red yang merupakan ikan asli hulu Sungai Kapuas dan Danau Sentarum di Kalimantan Barat. Perairan ini merupakan wilayah hutan gambut yang menciptakan lingkungan primitif bagi ikan purba tersebut.

4. Ikan Pisau atau Lancetfish

Ikan Pisau
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Long snouted lancetfish, Alepisaurus ferox, lateral view. Composite image. Portugal

Lancetfish atau Ikan Pisau (dalam bahasa Indonesia) memiliki penampilan jelas “sangat prasejarah”, gigi di rahang dan layar di punggungnya yang sangat tajam, mengingatkan kepada beberapa dinosaurus (Walaupun, di Lancetfish layar ini benar-benar sebuah sirip punggung diperbesar) . Bahkan nama ilmiahnya terdengar dinosaurian (Alepisaurus ferox). Dengan panjang yang mencapai dua meter (6 ’6 “), predator ini dapat ditemukan di semua samudra kecuali di daerah kutub, sangat rakus, mereka memakan ikan kecil dan cumi-cumi, mereka kadang-kadang juga memakan sesama komunitasnya.

5. Ikan Hiu Berumbai atau Frilled Shark

  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Frilled Shark atau yang dalam bahasa Indonesia adalah Hiu Berumbai, dan memiliki nama  ilmiah Chlamydoselachus anguineus. Ikan ini ditemukan pertama kali di Jepang pada tanggal 21 Januari 2007, didekat Awashima Marine Park .

Menurut Wikipedia, Frilled Shark adalah satu dari dua Chlamydoselachus yang masih hidup. Penyebarannya merata di Atlantik dan Samudra Pasifik. Jenis hiu ini jarang ditemukan di landas kontinen luar dan bagian tas lempeng benua dan umumnya ada di bagian bawah, walaupun ada gerakan ke atas subtansial.
Frilled Shark ditangkap di kedalaman 1.570 meter (5150 kaki). Sedangkan di Teluk Suruga, Jepang, umumnya dikedalaman 500-200 meter.

6. Ikan Dewa

  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Print Friendly

Ikan Dewa adalah sejenis ikan yang dikeramatkan oleh penduduk di sekitar wilayah Desa Maniskidul dan sekitarnya. Bahkan di sekitar wilayah Kuningan-Jawa Barat, ikan ini dipercaya sebagai ikan istimewa yang membawa berkah bagi siapapun yang dapat menyentuh badannya.

Belakangan ini, legenda tersebut terus tersebar dari mulut ke mulut- hingga masyarakat sekitar Cirebon bahkan dari luar Cirebon, datang ke Kuningan ingin melihat Ikan Dewa, baik hanya sekedar melihat ataupun mempunyai tujuan yang lain. Banyak legenda tentang asal-muasal ikan ini, seperti dikatakan oleh Pak Mamat, salah satu petugas penyewaan ban yang sudah bertahun-tahun ada di Cibulan. Dahulu kala ketika Prabu Siliwangi masih hidup, beliau memerintah dengan adil dan bijaksana, sehingga hampir semua prajurit dan kawulanya tunduk dan hormat pada Sang Prabu. Namun tak ada gading yang tak retak, begitupun dengan Prabu Siliwangi, walaupun sudah memerintah dengan adil, masih ada saja prajurit yang tidak suka dan tidak puas terhadap Prabu Siliwangi. Singkat cerita, dikutuklah prajurit-prajurit yang membangkang tersebut sehingga menjadi ikan, yang keberadaannya masih bisa kita saksikan sampai sekarang di kolam Cibulan.